Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diprediksi Kekeringan hingga Akhir 2015

Kompas.com - 28/09/2015, 17:36 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com — Ketua Tim Variabilitas Iklim Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Erma Yulihastin, mengatakan, berdasarkan prediksi 17 model global, El Nino kuat dengan indeks lebih besar dari +2 akan terus berlangsung hingga Februari 2016.

"Puncak El Nino kuat ini akan terjadi pada bulan November dan Desember 2015 dengan indeks mencapai 2,5, sedangkan IOD (fenomena Indian Ocean Dipole) positif diprediksi hingga November 2015," kata Yulihastin, di Bandung, Senin (28/9/2015). 

Bahkan berdasarkan konsensus prediksi probabilitas El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang diluncurkan Climate Prediction Center/International Research Institute (CPC/IRI) for Climate and Society, El Nino memiliki peluang lebih dari 95 persen terjadi hingga Februari 2016.

Namun, bergabungnya dua El Nino kuat dan IOD positif itu diprediksi akan menyebabkan Indonesia kekeringan hingga November bahkan hingga akhir 2015.

Meski demikian, dia mengatakan, berdasarkan prediksi model CCAM yang dioperasikan Lapan, pola angin monsun baratan yang menunjukkan musim hujan mulai terbentuk secara stabil pada Desember 2015.

 
Sementara itu, peneliti PSTA Lapan, Eddy Hermawan, menyatakan, dampak kekeringan parah di Indonesia merupakan akibat El Nino kuat (indkes +2,03) dan IOD positif (indeks +1,13) yang terjadi secara bersamaan.

"El Nino kuat menunjukkan terjadi anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih hangat dari biasanya. Ini turut memengaruhi kondisi atmosfer di atasnya. Hal ini mengakibatkan pelemahan sirkulasi angin Walker yang dalam kondisi normal seharusnya bertiup dari Samudra Pasifik menuju Indonesia," kata dia.

Dengan El Nino kuat, sirkulasi Walker pun melemah karena "kolam hangat" yang seharusnya terbentuk di lautan Indonesia berpindah ke Pasifik. Akibatnya, pembentukan awan dan hujan yang seharusnya terjadi di Indonesia pun berpindah ke Samudra Pasifik.

Di sisi lain, IOD positif menunjukkan suhu permukaan laut di Samudra Hindia di dekat Afrika lebih hangat dibandingkan dengan suhu permukaan laut di Samudra Hindia dekat Pulau Sumatera. Akibatnya, tekanan rendah terbentuk di dekat Afrika sehingga pusat konveksi pun berpindah dari Pulau Sumatera menuju Afrika.

"Baik El Nino maupun IOD sama-sama berdampak pada kekeringan di Indonesia karena kedua fenomena ini telah menggeser pusat-pusat konveksi di Indonesia menuju Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dekat Afrika," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com