Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengherankan, Jokowi Terus Bagi-bagi Kursi

Kompas.com - 27/09/2015, 17:33 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keputusan Presiden Joko Widodo yang terus membagi-bagikan jabatan dalam pemerintahan kepada tim suksesnya menuai kritik. Terakhir, anggota tim sukses Jokowi bersama Jusuf Kalla pada pilpres lalu, Fadjroel Rachman, ditunjuk sebagai komisaris utama salah satu badan usaha milik negara, PT Adhi Karya.

"Sungguh mengherankan pemerintahan Jokowi-JK terus melakukan kebijakan bagi kursi komisaris untuk relawan kendati mengetahui ditentang masyarakat," kata pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada Kompas.com, Minggu (27/9/2015).

Hendri menilai, akan lebih baik jika relawan dan parpol pendukung berhenti mengganggu Jokowi. Presiden juga diminta berhenti untuk mengalah dan memanjakan mereka. Sebab, dia melanjutkan, hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) pada Mei 2015 lalu menunjukkan bahwa ketidaksetujuan rakyat terhadap kebijakan bagi-bagi kursi ini mencapai 80 persen.

"Mungkin kali ini Jokowi-JK sedang mencoba untuk mengabaikan aspirasi publik," ujar Hendri yang juga pendiri Kedai Kopi ini.

Hendri menambahkan, sebenarnya aktivis dan relawan seperti Fadjroel lebih tepat berada di luar pemerintahan daripada masuk ke lingkup tataran Komisaris BUMN. Dengan begitu, Fadjroel bisa memberi masukan yang berguna bagi pemerintah. Hendri berharap, nantinya Fadjroel juga dapat berkontribusi meski sudah masuk ke dalam lingkar pemerintahan.

"Masa segitu doang visinya, dikasih jabatan komisaris lantas menjadi redup masukan kritisnya," ucap Hendri.

Fadjroel ditunjuk sebagai Komisaris Utama BUMN melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Adhi Karya Tbk (ADHI) pada Selasa (22/9/2015). Dia menggantikan Imam Santoso Ernawi. Fadjroel sendiri enggan beranggapan bahwa penunjukannya ini merupakan balas jasa dari Presiden Jokowi.

"Enggaklah, aku tidak melihat itu. Setelah Jokowi terpilih kan kami balik lagi ke pekerjaan masing-masing. Cuma kadang-kadang aja ngobrol," kata Fadjroel kepada Kompas.com, Rabu (23/9/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com