Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obituarium Adnan Buyung Nasution

Kompas.com - 23/09/2015, 12:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Advokat senior Adnan Buyung Nasution wafat dalam usia 81 tahun, Rabu (23/9/2015). Tokoh yang dikenal tegas dan berani itu meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, pukul 10.15 WIB.

Adnan dirawat di rumah sakit sejak pekan lalu. Salah satu anak Adnan, Pia Akbar Nasution, mengatakan bahwa awalnya sang ayah dirawat di rumah sakit karena mengalami sakit pada giginya. Adnan yang sudah menderita gagal ginjal sejak Desember 2014 mendapatkan perawatan lebih lanjut setelah menjalani pencabutan gigi.

Berdasarkan data Pusat Informasi Kompas dan pemberitaan Kompas, masa kecil Adnan dihabiskan di Yogyakarta. Ia melanjutkan studi di SMA Negeri 1 Jakarta, lalu mengambil jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Baru satu tahun menjalani kuliah di Bandung, Adnan pindah ke Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Indonesia di Jakarta.

Adnan dikenal sebagai salah seorang penggerak perjuangan di masa Orde Baru. Ketika peristiwa 15 Januari 1974 terjadi, mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum itu ditangkap dan ditahan selama 22 bulan tanpa diproses berkaitan dengan peristiwa tersebut.

Pada 1987, Adnan dikenai tuduhan contempt of court (penghinaan atas lembaga peradilan) ketika membela kasus subversi HR Dharsono. Kesalahan yang ditimpakan kepadanya terjadi tatkala ia berkacak pinggang dan menginterupsi ucapan hakim. Menteri Kehakiman menjatuhkan sanksi skors padanya selama satu tahun (1987).

Berikut data lengkap almarhum Adnan Buyung Nasution yang dihimpun dari Pusat Informasi Kompas:
Nama lengkap: Adnan Bahrum Nasution
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 20 Juli 1934

Pendidikan:
Umum:
- SD Negeri, Yogyakarta (1947)
- SMP Negeri 1, Yogyakarta (1951)
- SMA Negeri 1, Jakarta (1954)
- Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1 tahun)
- Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia (UI), Jakarta (1964)
- Doktor, Universitas Utrecht, Belanda
 
Perjalanan karier:
Pekerjaan:
- Pengacara/Advokat
- Advokat/Konsultan Hukum Adnan Buyung & Association (1969)
- Pendiri/Direktur/Ketua Dewan Pengurus Lembaga Bantuan Hukum/LBH (1970-1980)
- Meninggalkan praktik kepengacaraannya. Selama lima tahun ia menekuni penelitian dan menulis disertasinya di Belanda (1987-1992)
- Memutuskan terjun lagi dalam dunia kepengacaraan, profesi yang digelutinya puluhan tahun (1993)
Pemerintahan:
- Jaksa dan Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Kejaksaan Negeri Istimewa
- Jaksa/Kepala Humas Kejaksaan Agung (1957-1968)
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (bidang hukum) (2007)
 
Kegiatan lain:
- Anggota International Advisory Council of SIM (Utrecht)
- Pembentuk Komando Aksi Sarjana Indonesia (KASI)
- Anggota Panitia Persiapan Pembentukan Komisi Pemilihan Umum (P3KPU)
- Koordinator Tim Penasihat Hukum 18 terdakwa anggota Polri dalam kasus penembakan mahasiswa Universitas Trisakti, 12 Mei 1998
- Ketua Cabang Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (1951-1953)
- Anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) (1954-1955)
- Anggota PB Persatuan Jaksa (1960-1966)
- Pendiri & Ketua Gerakan Pelaksana Ampera (1964-1966)
- Anggota Komando Aksi Pengganyangan Gestapu (1965-1966)
- Anggota Internasional Bar Association (1971)
- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) (1977)
- Anggota Pengganti International Commmision of Jurists (ICJ) (1980)
- Anggota Regional Council of Human Rights in Asia (1980)
- Ketua Umum Yayasan LBH Indonesia (1981-1983)
- Anggota International Advisory Council Huridocs (1988-1992)
- Ketua Dewan Pengurus YLBHI (1993-1995)
- Anggota International Commision of Jurist (ICJ) (1996)
- Anggota International Commission of Jurist, dikenal dengan nama Tim Sebelas (1999-1999)
- Wakil Ketua merangkap Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) (1999-2000)
- Ketua Tim Advokasi HAM TNI (1999-2002)
- Ketua Dewan Pembina YLBHI (2002)
- Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) (2004-2009)
 
Keluarga:
- Ria Sabariah Sabaruddin (istri)
- 1. Basya Rinanda (anak)
- 2. Maully Rinanda (anak)
- 3. Rasyid Perkasa Alam Rinanda (anak)
- 4. Pia Ariesta Rinanda (anak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com