JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa partainya ingin membangun sikap politik yang etis dan menghapus kebuntuan-kebuntuan dalam sistem pemilihan umum saat ini. Hal ini akan tetap dilakukan PBB meskipun dengan risiko mengalami kekalahan.
“Persoalan bagi saya bukan suatu partai bisa memenangi pemilu atau bisa dapat suara besar dalam pemilu. Tetapi, sesudah terpilih, apa yang bisa diperbuat untuk bangsa,” ujar Yusril saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/9/2015).
Menurut Yusril, para pemimpin memperoleh mandat untuk dapat merumuskan dan mengambil suatu kebijakan sehingga pemimpin dapat memutuskan sesuatu dengan tepat dan benar pada saat yang tepat pula.
Yusril menambahkan, saat ini para pimpinan lemah karena terlalu banyak didikte oleh sejumlah kepentingan. Ia juga menyinggung soal era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimasuki pada Desember tahun ini. Dengan terbukanya MEA, maka negara tidak akan bisa menahan tenaga kerja dari luar yang masuk ke Indonesia untuk bekerja.
Terlebih dalam situasi saat ini, bisa dilihat pula bagaimana respons pemerintah yang lambat dalam menghadapi persoalan-persoalan negara. Masalah itu seperti mata uang yang melemah, lemahnya pertumbuhan ekonomi, matinya ekspor, dan musim paceklik berkepanjangan.
“Kalau saya bisa memilih memenangkan pertarungan dalam pemilu, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa dengan uang negara, saya memilih tidak jadi pemimpin,” kata mantan Menteri Sekretaris Negara Kabinet Indonesia Bersatu tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.