Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Pemerintah Melakukan Pelanggaran Fundamental dalam Kabut Asap

Kompas.com - 19/09/2015, 06:38 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait lambatnya respons pemerintah dalam menanggulangi bencana kabut asap di Riau, Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Roichatul menyatakan bahwa pemerintah sudah melakukan pelanggaran, salah satunya karena melakukan pembiaran dan tidak mengambil tindakan cepat.

"Pemerintah melakukan pelanggaran yang sangat fundamental, yaitu tidak melaksanakan kewajibannya untuk bertindak," ujar Roichatul saat menerima pengaduan bencana kabut asap Riau dari Gerakan Melawan Asap Riau di Kantor Komnas HAM di Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Perempuan yang akrab disapa Roi itu menambahkan, pelanggaran yang dilakukan pemerintah adalah karena melakukan pembiaran dengan tidak mengambil tindakan atas bencana tersebut. Dalam hal ini, pemerintah yang dimaksud adalah pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten kota.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Internal Komnas HAM Siti Nurlaila menegaskan, ada hak-hak masyarakat yang terganggu, yaitu hak atas lingkungan hidup yang sehat dan hak atas kesehatan. Terkait hal tersebut, dia menekankan bahwa pemerintah harus segera melakukan evakuasi warga, terutama kelompok rentan dan anak-anak.

Selain upaya menghilangkan asap dan api yang ada di lahan gambut, menurut Siti, pemerintah perlu menyediakan sejumlah fasilitas, terutama fasilitas pendidikan yang saat ini terganggu karena bencana kabut asap tersebut.

"Mestinya juga ada fasilitas pendidikan untuk anak-anak di ruang tetutup yang mungkin bisa tidak mengganggu proses pendidikan dan ruang bermain bagi anak," ujar Siti.

Pada Jumat (18/9/2015), tiga masyarakat Riau yang juga tergabung dalam Gerakan Melawan Asap Riau mendatangi Kantor Komnas HAM di Latuharhary, Jakarta, untuk mengadukan bencana kabut asap yang sudah hampir sebulan terjadi. Terkait pengaduan tersebut, Komnas HAM akan mempelajari dokumen-dokumen yang ada serta akan melakukan investigasi.

"Tentu harus dalam waktu yang dekat untuk melakukan itu karena situasinya adalah ruang udaranya sudah sangat tidak bisa ditoleransi. Kami juga akan meminta pemerintah untuk melakukan upaya penyelamatan untuk kelompok rentan dan anak-anak," kata Siti.

Dia menambahkan, Komnas HAM juga akan mempelajari beberapa hal terlebih dahulu untuk bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah, terutama kepada pihak-pihak terkait dengan penegakan hukumnya, kemudian terkait dengan investasi yang tidak ramah lingkungan dan beberapa permasalahan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com