Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunker Pertama ke Luar Negeri, Ketua MPR Lakukan Kunjungan Balasan ke China

Kompas.com - 17/09/2015, 21:55 WIB
Sandro Gatra

Penulis

CHINA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengaku tak kuasa menolak undangan pimpinan MPR China untuk hadir di China. Ia menganggap hubungan antara Indonesia dan China sangat penting.

Zulkifli mengaku sudah tiga kali menolak undangan pimpinan MPR China. Akhirnya, setelah hampir satu tahun memimpin MPR, Zulkifli melakukan kunjungan kerja pertama kali keluar negeri, yakni ke China.

Hal itu disampaikan Zulkifli dalam dua pertemuan terpisah, yakni dengan Perdana Menteri China Li Keqiang dan Ketua MPR China Yu Zhengsheng di Beijing, China, Kamis (17/9/2015).

"Karena kedekatan hubungan, ini kunjungan saya pertama kali (ke luar negeri). Saya tidak kuasa menolak permintaan," kata Zulkifli saat bertemu Yu Zhengsheng dan perwakilan MPR China lainnya.

Selain Zulkifli, ikut hadir Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Fraksi PDI-P di MPR Achmad Basarah, Ketua F-Golkar di MPR Rambe Kamarul Zaman, Ketua F-PKS di MPR TB Soenmandjaja, Ketua F-Hanura di MPR Sarifuddin Sudding, dan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Tiongkok Alim Markus.

Zulkifli berharap agar kunjungan balasan pihaknya dapat membuat hubungan Indonesia-China semakin dekat, baik antarparlemen maupun pemerintah. Ia berharap realisasi kesepakatan yang sudah dibangun dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat kedua negara.

Dalam kesempatan itu, Yu Zhengsheng kembali menyinggung kunjungan pihaknya ke Indonesia pada akhir Juli 2015. Ia mengaku sangat senang atas penyambutan pihak Indonesia sehingga rangkaian acara berjalan sukses.

Yu Zhengsheng melihat kerja sama kedua negara memang mengalami kemajuan. Ia merasa perlu adanya peningkatan kerja sama dan dirinya akan berusaha agar hal itu terealisasi.

Dalam kunjungan tersebut, perwakilan MPR dijamu makan malam bersama. Mereka juga sempat dibawa ke museum MPR China untuk melihat-lihat sejarah terbentuknya RRT dan MPR China.

Sebelum melakukan pertemuan dengan PM China dan MPR China, rombongan MPR RI bertemu dengan Duta Besar RI di China, Soegeng Rahardjo.

Dalam diskusi di KBRI tersebut, Zulkifli juga bercerita soal kunjungan pertamanya keluar negeri sebagai Ketua MPR. Ia mengaku ingin lebih banyak menerima kunjungan parlemen negara lain.

Zulkifli berharap agar perwakilan negara lain memahami kondisi Indonesia, terutama soal keberagaman. Kepada delegasi asing, ia menjelaskan bagaimana kehidupan beragama di Indonesia.

"Kami mengundang, kami dampingi, kami jelaskan bagaimana politik kita. Saya rajin temani kunjungan mereka," kata Zulkifli.

Batalkan agenda

Dalam kunjungan kerja di China ini, pimpinan MPR membatalkan satu agenda, yakni bertemu China Railway Company. Delegasi MPR tidak ingin pertemuan tersebut malah menimbulkan kegaduhan di dalam negeri lantaran tengah ramainya sorotan soal wacana pembangunan kereta cepat di Indonesia.

Menurut Zulkifli, rangkaian acara hingga Minggu (20/9/2015) tersebut diatur oleh pihak China. Ia tidak ingin agenda dengan China Railway Company malah kontraproduktif.

"Nanti isunya malah isu kereta, masalah yang enggak substansi," kata Zulkifli kepada Dubes RI.

Soegeng mengatakan, pihak China bisa memahami keputusan pembatalan agenda tersebut. "Kami sudah sampaikan (alasan) dengan baik," katanya kepada rombongan MPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com