Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Mengantisipasi Dampak Destruktif Globalisasi dengan Pancasila

Kompas.com - 09/09/2015, 10:03 WIB
advertorial

Penulis


Berbagai tantangan kehidupan global kini dihadapi oleh generasi milenial, yakni anak-anak muda dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Globalisasi banyak mengubah cara hidup masyarakat di dunia, termasuk Indonesia, dalam berbagai bidang.

Dampaknya terasa di segala sisi, di mana dunia terpecah menjadi dua, yakni pihak yang "menang" dan pihak yang "kalah" sehingga ada kesenjangan antarnegara. Ini menyebabkan negara-negara yang ada di barisan belakang terjerat utang luar negeri, korupsi, serta lemah dalam kontrol regulasi terhadap korporasi yang punya rekam jejak buruk dalam hal lingkungan. Akhirnya, globalisasi bukan hanya menyebabkan timbulnya dusun dunia tapi juga perampasan dunia.

Menebas dampak buruk globalisasi, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyatakan ideologi negara yakni Pancasila adalah senjata paling tepat. Ia mengajak generasi muda dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendalami sila-sila Pancasila untuk mengantisipasi dampak itu.

"Dalam mengantisipasi tirani dan ketidakadilan dalam politik dan ekonomi, prinsip “sosio-demokrasi” yang tertuang dalam sila keempat dan kelima Pancasila, memberi solusi yang andal," tutur Zulkifli saat memberi kuliah umumnya kepada 6.800 mahasiswa baru di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (8/9/2015).

Zulkifli mengatakan, menurut prinsip ini, demokrasi politik harus sejalan dengan demokrasi ekonomi. Pada ranah politik, demokrasi yang dikembangkan adalah demokrasi permusyawaratan yang melibatkan dan mempertimbangan pendapat semua pihak secara inklusif.

Pada ranah ekonomi, negara harus aktif mengupayakan keadilan sosial, dalam rangka mengatasi dan mengimbangi ketidaksetaraan yang yang terjadi di pasar, dengan jalan menjaga iklim kompetisi yang sehat, membela yang lemah, serta berinvestasi dalam public goods yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Terkait penerapan sila keempat Pancasila, Zulkifli mengapresiasi apa yang dilakukan organisasi Muhammadiyah dalam Muktamar Muhammadiyah saat memilih pemimpin.

"Apresiasi kepada Muhammadiyah melaksanakan sila keempat, memilih perwakilan dengan musyawarah mufakat, terpilih pimpinannya dengan damai dan bermartabat. Ini pelajaran penting dari Muktamar Muhammadiyah," ungkap ia.

Anak muda mengambil peran

Zulkifli percaya generasi muda dari UMM yang terdidik dengan baik dapat mengambil peran dalam mengantisipasi dampak negatif globalisasi dengan terus menanamkan ideologi Pancasila, bukan mengabaikannya. Menurutnya, mahasiswa perlu kritis pada tantangan global dengan berpedoman pada sila-sila Pancasila.

Senada dengan Zulkifli, Ketua Badan Pembina Harian UMM dan Anggota Wantimpres RI Malik Fadjar melihat bahwa mahasiswa adalah sumber daya pilihan.

"Anda adalah generasi pilihan yang akan menjadi kekuatan perjalanan bangsa dan negara RI ke depan," tutur ia kepada mahasiswa saat membuka Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (PESMABA) UMM 2015.

Ia mengatakan, republik ini dibangun dan digerakkan oleh kalangan pemuda, cendikiawan, dan mahasiswa yang diawali dengan Sumpah Pemuda dan gerakan-gerakan sebelumnya. Itu semua menjadi motivasi dan acuan dlm membangun wawasan kebangsaan.

"Posisi mahasiswa adalah calon pemimpin, penerus bangsa. Student today, leader tommorow," tutur ia. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com