Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemput JK di Bandara, Luhut Laporkan Perkembangan Situasi Tanah Air

Kompas.com - 30/08/2015, 17:53 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjemput Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Minggu (30/8/2015).

Kalla mendarat kembali di Tanah Air setelah melakukan lawatan ke Korea Selatan selama hampir sepekan. Menurut Juru Bicara Kalla, Husain Abdullah, dalam pertemuan di Bandara itu Luhut laporkan perkembangan situasi Tanah Air selama Kalla berada di Korsel. Kepada Kalla, Luhut menyatakan bahwa kondisi dalam negeri relatif kondusif.

"Lawatan Pak JK ke Korea memang relatif lama sejak Selasa lalu. Pak Luhut yang datang menjemput sekaligus meng-up date Wakil Presiden beberapa hal yang terlaksana dengan baik selama sepekan ini, termasuk hal-hal yang masih perlu perhatian," ujar Husain melalui pesan singkat, Minggu.

Kalla melakukan kunjungan ke Korsel selama lima hari sejak 26 Agustus 2015. Agenda utama Kalla di Korsel adalah menjadi pembicara utama dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian yang diselenggarakan oleh Federasi Perdamaian Universal.

Berdasarkan situas wapresri.go.id, Kalla juga bertemu dengan Sekretaris Jenderal International Conference of Asian Political Parties (ICAPP). ICAPP adalah gabungan dari partai politik yang moderat se-Asia. Mereka akan mengadakan kongres ICAPP di Bandung tahun 2016.

Dalam kunjungan ke Korea Selatan ini, Wapres bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P2TKI) Nusron Wahid.

Selama di Seoul, beberapa agenda Wapres adalah bertemu dengan Perdana Menteri Republik Korea pada Kamis, 26 Agustus 2015, serta bertemu dengan warga negara Indonesia di Seoul pada Sabtu, 29 Agustus 2015. Wapres juga mengikuti jamuan makan malam dengan sejumlah pengusaha di Korsel pada 28 Agustus.

Saat bertemu Perdana Menteri Korea Hwang Kyo-ahn, Wapres menyampaikan harapannya agar Korsel menambah kuota pekerja Indonesia untuk bekerja di "Negeri Ginseng" tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com