Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: SF Buat Bom yang Akan Diledakkan di Kantor Polisi dan Tempat Ibadah

Kompas.com - 26/08/2015, 17:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, SF ditangkap karena diduga sebagai perakit bom. Penangkapan SF, kata Kapolri, berdasarkan informasi dari sejumlah pelaku teror kelompok Solo yang terlebih dahulu ditangkap beberapa waktu lalu.

Kapolri mengatakan, SF diduga bertugas merakit bom untuk diledakkan oleh anggota lainnya. SF ditangkap di Sleman, Yogyakarta, Selasa (26/8/2015), oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror.

"Dia membuat bom yang rencananya diledakkan di kantor polisi dan tempat ibadah," ujar Badrodin melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Rabu (26/8/2015).

Badrodin mengaku belum mendapatkan informasi secara lengkap soal kronologi penangkapan sekaligus tempat pemeriksaan SF.

Berdasarkan keterangan warga, SF baru 10 hari bekerja di warung kue bolang-baling di Jalan Solo, Cupuwatu 1, Purwomartani Kalasan, Sleman. Kepada rekan kerjanya, SF mengaku bernama Agus Ari berasal dari Muntilan, Magelang. (Baca: Sebelum Ditangkap, Terduga Teroris Kerja di Warung Kue Bolang-baling)

SF datang setelah dibawa oleh salah satu pemilik usaha kue bolang-baling bernama Aris. SF selama ini dikenal sangat tertutup. Bahkan, ketika diajak ngobrol, dia sering kali diam.

Menurut warga, dalam kehidupan sehari-harinya, SF selalu menutup wajahnya dengan menggunakan masker. Dia hanya membuka maskernya saat berada di dalam rumah kontrakan atau saat malam hari. (Baca: Terduga Teroris yang Ditangkap di Sleman Kerap Memakai Masker)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com