JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada akan menggelar pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia yang menjadi buruh migran di Hongkong. Pelatihan itu digelar untuk memenuhi permintaan para TKI yang sudah kembali dan ingin mencari nafkah di Indonesia.
"Berbagai upaya dilakukan Konsulat Jenderal RI di Hongkong, seperti upgrading skill TKI di luar negeri agar lebih mandiri dan tidak kembali ke luar negeri untuk menjadi buruh migran," ujar Konsulat Jenderal RI untuk Hongkong, Chalief Akbar, dalam konferensi pers di Gedung Kemenlu, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2015).
Tim pelatihan rencananya akan memberikan program pendidikan dan pelatihan dalam dua bidang, yaitu peternakan dan pertanian. Diharapkan, berbagai materi yang diberikan dapat langsung diaplikasikan para TKI yang sudah kembali ke daerah asalnya di Indonesia.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Teknik UGM Toni Atyanto mengatakan, pelatihan untuk tahun ini akan digelar pada September dan Desember. Pelatihan akan menggunakan sistem e-training, sehingga para peserta pelatihan tidak perlu bertemu langsung dengan tim penyuluh.
Sementara untuk 2016, tim pelatihan saat ini sedang menyusun modul yang tidak hanya berisi materi pembelajaran, tetapi juga praktik mengenai cara bercocok tanam dan peternakan. Harapannya, hal serupa dapat dilakukan di Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, dan negara-negara lain yang sering dijadikan tujuan bekerja para TKI. Pelatihan di Hongkong hanya menjadi proyek uji coba sebelum dilakukan di negara lain.
"Ini salah satunya terinspirasi apa yang disampikan Bapak Presiden (Joko Widodo) untuk moratorium TKI pada 2017. Moratorium ini memang untuk menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri, tetapi yang kita lakukan, mencegah agar TKI tidak kembali ke negara tujuan kerja," kata Toni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.