Dia menduga pasangan calon yang batal diusung pada menit terakhir merupakan taktik untuk memundurkan pilkada demi menggerus dukungan terhadap calon tunggal.
"Mereka jadi pragmatis, daripada kalah ngapain bertarung. Supaya lebih seimbang, mereka memilih taktik memundurkan pilkada dengan tidak daftar. Tanpa lawan, pilkada dengan tujuh daerah ditambah denpasar karena ada calon mundur, diundur 2017," ujar Nico usai diskusi di Jakarta, Sabtu (8/8/2015).
Nico menuturkan ketujuh wilayah yang hanya memiliki calon tunggal juga sebagian besar diisi oleh calon petahana yang memang memiliki elektabilitas yang kuat. Maka dari itu, muncul kecenderungan, partai politik yang tak mau mendukung calon petahana itu untuk memilih menunda pelaksanaan pilkada.
Mereka berharap setelah ditunda pada tahun 2017, elektabilitas calon tunggal yang sudah mendaftar akan semakin turun. "Hitungannya, incumbent (petahana) semakin tidak dikenal, tidak ada panggung dan kekuasaan lagi. Ini diharapkan partai di daerah," papar Nico.
Menurut dia, fenomena ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya kepada partai politik karena terkadang justru calon petahana tidak memiliki komunikasi yang baik dengan partai politik di daerah sehingga tidak muncul kebersamaan untuk menyukseskan pilkada 2015. Alhasil, partai pun memilih membajak pelaksanaan pilkada dengan memundurkan jadwal.
Di dalam Peraturan KPU nomor 12 tahun 2015 tentang pencalonan, daerah yang hanya memiliki calon tunggal harus memunda pelaksanaan pilkada hingga tahun 2017.
Namun, Badan Pengawas Pemilu merekomendasikan KPU untuk memperpanjang masa pendaftaran di wilayah yang hanya memiliki calon tunggal. Dari rekomendasi itu, KPU pun memutuskan untuk membuka lagi pendaftaran pada 9-11 Agustus.
Saat ini setidaknya ada tujuh wilayah yang hanya memiliki calon tunggal yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Blitar, Kota Mataram, Kota Samarinda, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Pacitan, dan Kota Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.