Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Anggota KY Kaget Ada Laporan soal Uang Rp 350 Juta

Kompas.com - 03/08/2015, 15:18 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia seleksi calon anggota Komisi Yudisial (KY) mendalami setiap hasil penulisan makalah hingga latar belakang setiap kandidat dalam wawancara terbuka yang dilakukan hari ini, Senin (3/8/2015). Salah satu temuan Pansel KY adalah mengenai adanya laporan terkait persoalan keuangan Rp 350 juta yang membelit Sudjito, salah satu kandidat, pada saat memimpin Pusat Studi Pancasila di Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Kami mendapat laporan bahwa Anda ada masalah terkait pertanggungjawaban keuangan sebesar Rp 350 juta," kata Ketua Pansel KPK Harkristuti Harkrisnowo dalam wawancara terbuka, Rabu siang.

"Sama sekali tidak benar," Sudjito memberikan jawaban.

Guru Besar Fakultas Hukum UGM itu menjelaskan bahwa Pusat Studi Pancasila UGM memang tidak pernah dibiayai oleh universitas. Maka dari itu, dia merasa tidak ada yang perlu dipertanggungjawabkan dari keuangan lembaga itu.

"Selama saya pegang, ada modal Rp 380 juta. Semua ada pertanggungjawaban. Kalau itu ada (laporan), bagi saya mengejutkan. Saya berani mempertanggungjawabkan sampai di mana pun," kata Sudjito.

"Kami kaget juga karena lembaga itulah yang melapor ke kami," ujar Harkristuti.

Sudjito menduga bahwa laporan itu dibuat karena dia memutuskan tidak memberikan sepeser pun uang kepada pihak universitas. Dia pun menegaskan bahwa dirinya tak pernah memegang uang yang dikelola oleh lembaga yang dipimpinnya.

Setelah diklarifikasi soal laporan masyarakat itu, Sudjito juga banyak ditanya soal hubungan KY dan MA. Pada saat sesi wawancara berakhir, Sudjito meminta tambahan waktu kepada para panelis yang terdiri dari tujuh orang anggota Pansel KY.

"Saya mohon waktu sebentar. Saya ingin klarifikasi lagi bahwa soal laporan keuangan itu, saya terkejut sampai ada. Saya siap diperiksa kapan pun dan di mana pun, termasuk staf-staf saya," ujar dia.

Pansel KY selain menyeleksi kompetensi juga menelusuri jejak rekam masing-masing anggota. Semua temuan itu kemudian diklarifikasikan kepada kandidat yang bersangkutan.

Selain persoalan kompetensi, jawaban serta hasil temuan jejak rekam itu nantinya akan menjadi penilaian Pansel KPK untuk memilih tujuh anggota KY yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Sidang Ke-33 CCPCJ Wina, Kepala BNPT Ajukan 3 Pendekatan untuk Tangani Anak Korban Tindak Pidana Terorisme

Di Sidang Ke-33 CCPCJ Wina, Kepala BNPT Ajukan 3 Pendekatan untuk Tangani Anak Korban Tindak Pidana Terorisme

Nasional
KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin

KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin

Nasional
Polri Bidik Pengusaha Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana

Polri Bidik Pengusaha Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana

Nasional
KPU Siapkan TPS Lokasi Khusus untuk Pilkada 2024

KPU Siapkan TPS Lokasi Khusus untuk Pilkada 2024

Nasional
Revisi UU MK, Usul Hakim Konstitusi Minta 'Restu' Tiap 5 Tahun Dianggap Konyol

Revisi UU MK, Usul Hakim Konstitusi Minta "Restu" Tiap 5 Tahun Dianggap Konyol

Nasional
Deretan Sanksi Peringatan untuk KPU RI, Terkait Pencalonan Gibran sampai Kebocoran Data Pemilih

Deretan Sanksi Peringatan untuk KPU RI, Terkait Pencalonan Gibran sampai Kebocoran Data Pemilih

Nasional
DPR Berpotensi Langgar Prosedur soal Revisi UU MK

DPR Berpotensi Langgar Prosedur soal Revisi UU MK

Nasional
Bus yang Alami Kecelakaan di Ciater Hasil Modifikasi, dari Normal Jadi 'High Decker'

Bus yang Alami Kecelakaan di Ciater Hasil Modifikasi, dari Normal Jadi "High Decker"

Nasional
KPU Tegaskan Caleg DPR Terpilih Tak Akan Dilantik jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg DPR Terpilih Tak Akan Dilantik jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Dirjen Kementan Mengaku Diminta Rp 5 Juta-Rp 10 Juta Saat Dampingi SYL Kunker

Dirjen Kementan Mengaku Diminta Rp 5 Juta-Rp 10 Juta Saat Dampingi SYL Kunker

Nasional
LPSK Minta Masa Kerja Tim Pemantau PPHAM Berat Segera Diperpanjang

LPSK Minta Masa Kerja Tim Pemantau PPHAM Berat Segera Diperpanjang

Nasional
DPR Panggil Kemenkes dan BPJS Kesehatan Terkait Penghapusan Kelas

DPR Panggil Kemenkes dan BPJS Kesehatan Terkait Penghapusan Kelas

Nasional
WNI yang Umrah ke Tanah Suci Diminta Kembali Sebelum 23 Mei 2024

WNI yang Umrah ke Tanah Suci Diminta Kembali Sebelum 23 Mei 2024

Nasional
Baznas Janji Tak Ambil Keuntungan jika Dilibatkan Prabowo Jalankan Program Makan Siang Gratis

Baznas Janji Tak Ambil Keuntungan jika Dilibatkan Prabowo Jalankan Program Makan Siang Gratis

Nasional
Dukung World Water Forum di Bali, Holding RS BUMN IHC Siapkan Tim Medis hingga Mini ICU

Dukung World Water Forum di Bali, Holding RS BUMN IHC Siapkan Tim Medis hingga Mini ICU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com