Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PNS Kemendagri Akan Jadi Intelijen Tangani Potensi Konflik di Pilkada Serentak

Kompas.com - 29/07/2015, 15:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kementerian Dalam Negeri menerjunkan seluruh sumber daya yang ada untuk membantu proses pelaksanaan pilkada serentak tahun ini. Tak tanggung-tanggung, Kemendagri bahkan sudah membentuk tim deteksi dini gangguan pilkada dari tingkat pusat hingga daerah.

Para pegawai negeri sipil (PNS) yang mendapat tugas di tim itu akan menjalankan fungsi intelijen dalam mendeteksi gangguan pilkada.

"Kami sudah membentuk tim monitoring pelaporan dan evaluasi. Artinya, kegiatan-kegiatan ini kami arahkan, pada kegiatan deteksi dini," ujar Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Soedarmo di kantor Kemendagri, Rabu (29/7/2015).

Dia menjelaskan, tim itu akan berfungsi memetakan potensi konflik yang kemungkinan mengganggu pelaksanaan pilkada serentak hingga selesai. Dalam melaksanakan kegiatan deteksi dini itu, pegawai-pegawai negeri sipil kantor wilayah Kesatuan Bangsa dan Politik di tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota akan dikerahkan.

Meski begitu, tim tersebut akan berkoordinasi pula dengan fungsi intelijen yang telah dijalankan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Intelijen Negara (BIN), dan juga Kepolisian RI. Tim deteksi ini pula, lanjut Soedarmo, akan mendapat masukan dari Forum Komunikasi Intelijen Daerah (Forkominda), Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme.

"Forum-forum ini adalah mata dan telinga tim monitor yang kami lakukan. Jadi kami akan memanfaatkan forum-forum yang ada untuk mencegah terjadinya konflik-konflik pilkada di 260 kabupaten/kota dan 9 provinsi," kata Soedarmo.

Saat ditanyakan apakah para PNS itu sudah dibekali oleh ilmu intelijen yang mumpuni dalam memetakan gangguan selama proses pilkada, Soedarmo mengaku mereka selama ini sudah dilatih oleh BIN, BAIS, dan TNI Angkatan Darat. Soedarmo tidak sepakat dengan anggapan bahwa kemampuan para PNS yang berlatar belakang sipil ini kalah jika dibandingkan dengan kemampuan TNI/Porli.

"Saya dulu di BIN, 80 persen sipil, 20 persen TNI/Polri. Saya berharap ke depan akan lebih baik lagi, lebih proporsional terkait tugas-tugas itu," ucap Soedarmo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com