Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Salah Besar Jika Brimob Dilatih Berkemampuan Raider"

Kompas.com - 28/07/2015, 09:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengkritik permintaan Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti agar personel Brimob dilatih TNI hingga memiliki kemampuan setara personel Raider.

"Salah besar jika Brimob dilatih untuk berkemampuan Raider," ujar Bambang kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa (28/7/2015).

Bambang mengatakan, personel Brimob bukanlah militer yang difungsikan untuk perang. Kekuatan Brimob dipakai untuk menghadapi "high crime intens", semisal perampokan dengan senjata api, teror, kerusuhan dan sebagainya.

"Sedangkan Raider difungsikan untuk perang modern termasuk perang dalam kota, antigerilya, perang berkepanjangan dan aksi-aksi teror," lanjut Bambang.

Bambang mengatakan, jika Kapolri beralasan untuk pengamanan di perbatasan, negara sudah memiliki TNI Angkatan Darat. Seharusnya, kemampuan, bahkan kesejahteraan mereka saja yang ditingkatkan. Tidak perlu terkesan menambah persoalan. (baca: Setara Kritik Rencana Pelibatan Brimob di Pelatihan Raider TNI)

Menurut Bambang, Polri seharusnya mulai mengarahkan tugas, pokok dan fungsi Brimob searah dengan fungsi polisi yang humanis, misalnya penegakkan hukum, keamanan dan ketertiban nasional dan sebagainya.

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti sebelumnya mengatakan, sulitnya Polri menangkap teroris Santoso, adalah pemicu permintaan itu ke TNI AD. Personel Brimob terkendala saat menangkap Santoso dan kawan-kawannya yang bersembunyi di dalam hutan pegunungan Sulawesi.

Kemampuan Brimob saat berada di medan seperti itu, dinilai Badrodin, sangat terbatas. (baca: Kapolri Minta Brimob Dilatih TNI agar Mampu Tangkap Teroris di Hutan)

"Jadi kita perlu peningkatan tertentu," kata Badrodin, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/7/2015) kemarin.

Kemampuan yang disasar Brimob, lanjut Badrodin, adalah kemampuan untuk bertahan hidup di hutan seperti anggota TNI. Selama ini, personel Brimob yang ditugaskan meringkus kelompok teror yang bersembunyi di hutan selalu tidak tahan lama.

"Densus kan tidak diperuntukkan di hutan, bagaimana bisa survival. Mereka (Brimob) sehari dua hari turun, kapan kita ngejarnya," lanjut Badrodin.

TNI menolak permintaan tersebut. "Rasanya tak mungkin. Secara lisan, itu sudah disampaikan oleh Danjen Kopassus," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya saat dihubungi Kompas.com.

Sebabnya, personel Raider TNI dilatih untuk berkemampuan perang konvensional. Daya tahan dan kemampuan perang personel Raider melebihi personel infanteri biasa. (baca: Tak Ingin Polisi Dimiliterkan, TNI Tolak Pelatihan Raider untuk Brimob)

"Enggak mungkin polisi dilatih seperti itu kan. Kalau begitu, persepsinya di publik nanti polisi dimiliterkan oleh TNI, kan kurang elok," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com