Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Budi Waseso Disalahkan? Seharusnya Didukung..."

Kompas.com - 16/07/2015, 09:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus, berpendapat, seharusnya publik mendukung Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Budi Waseso dalam penegakan hukum. Menurut Petrus, jarang ada aparat kepolisian yang tajam ke atas ataupun ke bawah.

Hal itu disampaikan Petrus dalam menyikapi penetapan status tersangka terhadap dua komisioner Komisi Yudisial, Suparman Marzuki dan Taufiqurahman Sauri, dengan tuduhan pencemaran nama baik Hakim Sarpin Rizaldi oleh Bareskrim Polri.

"Indonesia adalah negara hukum. Setiap orang harus diperlakukan sama di hadapan hukum. Penetapan tersangka dan pemanggilan dua komisioner KY jangan dinilai tabu dan bagian kriminalisasi. Harusnya publik mendorong ini jadi budaya hukum, ketika polisi berani dan mau memanggil pejabat tinggi negeri ini untuk siapa pun korbannya," ujar Petrus melalui siaran pers, Kamis (16/7/2015).

"Jadi, Kabareskrim Komjen Budi Waseso itu seharusnya didukung karena hal ini menjadi sebuah proses ke arah membudayakan perilaku hukum yang tidak hanya tajam ke bawah, melainkan juga tajam ke atas. Selama ini kan penegak hukum dikritik sebaliknya. Lalu ketika mengusut perkara petinggi negeri ini, kenapa disalahkan?" lanjut Petrus.

Petrus mengatakan, jika sang pelapor, yakni Sarpin, mencabut laporannya di kepolisian saat proses penyidikan, maka penyidikan tersebut batal demi hukum. (Baca: Muhammadiyah Minta Polri Hindari Arogansi Penegakan Hukum)

Petrus menyayangkan sikap kedua komisioner KY dan sejumlah pihak yang menilai proses hukum atas laporan Sarpin sebagai langkah kriminalisasi dan pelemahan KY. Sebagai orang yang sama di mata hukum, seharusnya komisioner KY menjalani proses hukum sesuai prosedur yang ada.

"Komisioner KY sebaiknya biasa-biasa saja menghadapi proses hukum di Bareskrim tanpa harus memberikan penilaian secara apriori, seolah-olah pimpinan KY itu warga negara kelas istimewa sehingga tidak boleh diberikan status tersangka dan dipanggil polisi," ujar dia. (Baca: Relawan Jokowi: Mengenaskan Wajah Penegakan Hukum, Ada Aroma Balas Dendam)

Petrus meminta sejumlah pihak yang mengkritik Budi Waseso untuk tidak berprasangka buruk terlebih dahulu dalam perkara Komisioner KY. Proses hukum perkara ini, kata Petrus, memang harus didukung dan dikawal sambil tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.

Bareskrim Polri menjerat Suparman dan Taufiqurrohman setelah KY memutuskan untuk memberikan rekomendasi sanksi berupa skors selama enam bulan terhadap Hakim Sarpin. Rekomendasi itu terkait putusan Sarpin terhadap gugatan praperadilan Komjen Budi Gunawan yang kini menjabat Wakil Kepala Polri. (Baca: KY Rekomendasikan Sanksi Skors 6 Bulan untuk Sarpin)

Langkah Bareskrim tersebut lalu dikritik berbagai pihak. Bahkan, banyak pihak mendesak agar Presiden Joko Widodo mengganti Kabareskrim. Penetapan tersangka dua komisioner KY itu lalu dikaitkan dengan langkah Bareskrim menjerat dua pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, setelah KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka. (Baca: Syafii Maarif: Kenapa Sulit Sekali Jokowi Suruh Kapolri Ganti Bawahannya?)

Budi Waseso sudah membantah melakukan kriminalisasi atau rekayasa. Menurut dia, pihaknya hanya menegakkan hukum berdasarkan laporan Sarpin yang merasa nama baiknya dicemarkan oleh kedua komisioner KY itu. (Baca: Budi Waseso Minta Syafii Maarif Tak Campuri jika Tak Mengerti Penegakan Hukum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com