Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Nuzulul Qur'an, Jokowi Ajak Tegakkan Harga Diri

Kompas.com - 03/07/2015, 22:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh umat Islam untuk memaknai Nuzulul Qur'an pada 17 Ramadhan dengan menegakkan jiwa. Berjiwa tegak yang dimaksud Jokowi adalah bekerja keras dan menjaga harga diri sehingga mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

"Seluruh sisi kehidupan manusia, dituntut dan dituntun Al-qur'an, sesungguhnya mendorong untuk berjiwa tegak, artinya punya harga diri, mau bekerja keras sehingga kita bermartabat," ujar Jokowi dalam peringatan Nuzulul Qur'an di istana kepresidenan, Jumat (3/7/2015).

Pemerintah, sebut Jokowi, juga akan terus bekerja melalui program-progran pembangunan sehingga seluruh rakyat Indonesia bisa memiliki kecukupan sandang, pangan, dan papa.

"Sesungguhnya negeri kita besar, berbhineka, berpenduduk muslim seharusnya bisa maju dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya," kata dia.

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga meminta bangsa Indonesia untuk menjaga persaudaraan untuk membendung gerakan radikalisme atas nama agama.

"Kita jaga persaudaraan untuk mencegah itu," ucap Jokowi.

Hadir dalam peringatan Nuzulul Qur'an ini di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo.

Turut hadir pula Jaksa Agung HM Prasetyo, KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki dan para duta besar negara sahabat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com