"Siapa pun yang masuk (dari Polri dan Kejaksaan) akan menderita beban kultural berat menghadapi kultur KPK yang pegawainya sebagian besar sudah berwatak merdeka," ujar Busyro, melalui pesan singkat, Selasa (23/6/2015).
Oleh karena itu, pimpinan KPK yang berlatar belakang Polri atau Kejaksaan dituntut mengubah kultur komando menjadi kultur merdeka. Dengan demikian, mereka dapat beradaptasi dengan sistem penegakan hukum yang merdeka.
"Itu bisa menjadi menarik jika mereka memahami dengan benar tentang posisi independensi KPK yang berkonsekuensi bahwa calon dari Kejaksaan dan Polri dituntut mengubah kultur mindset," kata Busyro.
Sebelumnya, sejumlah polisi menyatakan keinginan untuk maju menjadi calon pimpinan KPK. Mereka adalah Deputi Bidang Koordinasi dan Keamanan Nasional di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Irjen Syahrul Mamma, Kepala Polda Papua Irjen Yotje Mende, pengajar di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespimti) Brigjen Pol Basaria Panjaitan, Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Brigjen Pol Samuel Budiono, dan Asisten Sarana dan Prasarana Kepala Polri Brigjen Pol Tubagus Anis Angkawijaya.
Sementara itu, dari Kejaksaan, Jaksa Agung HM Prasetyo telah mengantongi lima nama jaksa yang akan direkomendasikan untuk mendaftar sebagai calon pimpinan KPK. Mereka adalah Paulus Joko Subagyo, Jasman Panjaitan, Sri Harijati, Suhardi, dan Mohammad Rum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.