Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban 27 Juli: Kalau Megawati Maafkan Sutiyoso, Masa Anak Buahnya Melawan

Kompas.com - 17/06/2015, 15:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Korban Tragedi Kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) Agus Siswantoro mengaku sudah tidak pada tahap mendukung atau menolak pengajuan Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai calon tunggal Kepala Badan Intelejen Negara. Sebagai kader PDI-P yang pernah jadi korban tragedi peristiwa itu, Agus menyerahkan sepenuhnya sikap terkait pencalonan Sutiyoso kepada partainya.

"Kalau Bu Megawati (Ketua Umum PDIP) sudah memaafkan dan mendukung Sutiyoso jadi Kepalaa BIN, masak anak buahnya melawan," kata Agus, pada diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/6/2015).

Sutiyoso merupakan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, parpol yang berkoalisi dengan PDI-P untuk mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilihan Presiden 2014. Pencalonan Sutiyoso sebagai Kepala BIN sudah atas persetujuan seluruh parpol pendukung pemerintah.

Agus mengatakan, meski pun Sutiyoso dianggap bersalah dalam peristiwa 27 Juli, namun proses hukum yang dilalui tidak pernah menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai tersangka. Sutiyoso, menurut Agus, hanya berstatus sebagai saksi dalam proses pengungkapan fakta selama 19 tahun belakangan ini.

Kasus ini hanya menyeret oknum berpangkat letnan kolonel dan orang sipil yang akhirnya divonis 9 bulan oleh pengadilan pada 2003 lalu. Pengamat intelejen dari Universitas Indonesia, Wawan Purwanto mengatakan, peristiwa pada 1996 lalu itu memang menyisakan duka bagi korban. Namun, yang paling penting saat ini, kata dia, korban sudah memaafkan Sutiyoso.

Selanjutnya, kata dia, bagaimana melihat pencalonan Kepala BIN ini dari kepentingan publik. Menurut dia, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kepala BIN yang baru. Dia meyakini, dengan pengalaman militer dan pengalaman sebagai Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

"Bang Yos orang cerdas yang mumpuni di bidang manajerial, terbukti mampu memimpin Jakarta selama dua periode," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com