Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Sambut Baik Rencana Audit BPK soal Dana Pilkada

Kompas.com - 29/05/2015, 21:31 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyambut baik rencana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit terhadap dana yang akan digunakan KPU tingkat daerah untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah. Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menilai, hal tersebut merupakan langkah protektif bagi penyelenggara pemilu.

"Kami sangat menyambut baik rencana audit itu. Kami merasa ini perlindungan yang diberikan sejak awal bagi KPU," ujar Hadar, kepada Kompas.com, Jumat (29/5/2015).

Menurut Hadar, upaya pengawasan terhadap penggunaan dana di daerah sebenarnya telah sering dilakukan oleh inspektorat KPU. Bahkan, para penyelenggara baik di tingkat pusat dan daerah juga sering mengundang BPK untuk membicarakan masalah penggunaan anggaran.

Hadar mengatakan, seluruh anggaran dana pilkada yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sepenuhnya digunakan oleh penyelenggara di daerah. KPU pusat dalam hal ini hanya melakukan pengawasan mengenai pelaksanaan pilkada.

"Audit bisa dilaksanakan kalau anggarannya sudah turun. Sekali lagi, pada intinya kami senang diberi arahan, agar nantinya tidak ada yang terjebak dalam penggunaan anggaran," kata Hadar.

BPK tengah mempertimbangkan untuk segera mengaudit Komisi Pemilihan Umum terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak. Hal ini menindaklanjuti permintaan DPR yang menginginkan KPU diaudit karena bengkaknya anggaran penyelenggaraan pilkada, dari semula Rp 3 miliar ke Rp 7 miliar.

Anggota I BPK Agung Firman Sampoerna mengatakan, ia akan membawa permintaan DPR ini ke dalam rapat BPK untuk diambil keputusan final apakah diperlukan audit atau tidak. Agung belum bisa memastikan kapan audit akan dilaksanakan dan kapan prosesnya akan selesai

. Ia mengatakan, audit ini tidak akan mengganggu tahapan pilkada yang segera akan dimulai. Hasil audit nantinya akan kembali diserahkan ke DPR dengan sejumlah rekomendasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com