Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Gema Hari Lahir Pancasila: "Ini Baru Indonesia" Gerakan Kembali Sadar Pancasila

Kompas.com - 29/05/2015, 08:20 WIB


Cara menyadarkan kembali akan pentingnya nilai-nilai kebangsaan tidak bisa dengan cara lama, harus ada cara baru yang lebih simpel, kreatif dan kekinian.

"Ini Baru Indonesia" adalah gerakan yang bermaksud untuk merangkul seluruh komponen masyarakat agar menyadarkan kembali nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan ini muncul karena faktanya masih banyak masyarakat tidak mengetahui Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, Pancasila bahkan Bhinneka Tunggal Ika.

Hal-hal tersebut telah dipersepsikan sebagai peninggalan masa lalu yang kuno, sehingga sangat dengan mudahnya dilupakan. Bahkan, hilangnya nilai-nilai kebangsaan tersebut membuat kondisi negara saat ini tidak kondusif. Seperti kriminalitas meningkat, kondisi politik yang selalu panas, munculnya kasus korupsi baru, gaya hidup hedonisme, narkoba hingga seks bebas. Banyak orang sekarang ini lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.

Padahal, pada waktu lalu Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat dan toleransi dan semangat gotong-royong yang tinggi serta selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah. Ketua MPR Zulkifli Hasan mengajak seleruh elemen bangsa kembali kepada jati diri Indonesia seutuhnya lewat gerakan yang dicetuskan oleh MPR RI, yaitu "Ini Baru Indonesia."

"Sudah saatnya bangsa ini kembali menjadi bangsa Indonesia sejati seperti yang diwariskan oleh nenek moyang dan pendiri bangsa, yaitu menjunjung tinggi toleransi, menggunakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah dan saling tolong menolong. Pokoknya kita harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD RI Tahun 1945," kata Zulkifli.

Gerakan "Ini Baru Indonesia" segala bentuk sosialisasinya akan disebar melalui media cetak, elektronik, gathering hingga berbagai lomba. Gerakan "Ini Baru Indonesia" akan diresmikan berbarengan dengan peringatan hari lahir Pancasila yang dipusatkan di kompleks makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur pada 1 Juni 2015. MPR bersama Presiden Joko Widodo dan pemimpin bangsa Indonesia lainnya akan berkomitmen mengembalikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan menorehkannya di giant wall.

Zulkifli Hasan menambahkan, janji kebangsaan adalah menjaga empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Karena itu, beliau mengajak seluruh komponen bangsa untuk memperkokoh empat konsensus dasar tersebut, mempertahankan Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat konsensus tersebut harus betul-betul diwujudkan dengan aksi nyata bukan hanya ucapan.

Selanjutnya, beliau pun mengatakan bahwa mewujudkan janji kebangsaan bukan hanya tugas MPR tetapi juga pemerintah, lembaga penegak hukum dan masyarakat. Janji kebangsaan tersebut pun harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. "Mari kita wujudkan dalam perilaku sehari-hari. Terus menerus menggelorakan janji kebangsaan menjadi perilaku," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com