"Melihatnya harus dari kacamata positif, tidak ada unsur diskriminasi karena hal tersebut adalah bagian dari persyaratan, pelanggarannya di mana?" kata Moeldoko dalam kuliah umum yang digelar kampus Universitas Bengkulu, Rabu (20/5/2015).
Ia menambahkan, terdapat tiga standar untuk menjadi seorang prajurit TNI, yakni mental, intelektual, dan fisik. Tes keperawanan menjadi salah satu ukuran atau standar dalam bidang fisik.
"Hasil dari tes keperawanan juga akan diverifikasi oleh tim dokter dan tim seleksi, bisa jadi tidak perawan karena kegiatan olahraga," tambah dia.
Sementara itu, pegiat Kantong Informasi Pemberdayaan Kesehatan Adiksi (Kipas), Bengkulu, Apriyono, menilai tak ada korelasi antara kemampuan seseorang dan keperawanan.
Ia justru beranggapan, lebih baik tes HIV/AIDS yang harus digalakkan dalam seleksi TNI/Polri. "Tak ada korelasinya keperawanan dengan kemampuan seseorang," tegas Apriyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.