Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Ubah Model Rekrutmen TKI

Kompas.com - 30/04/2015, 15:37 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan mengubah model rekrutmen tenaga kerja Indonesia (TKI). Ke depannya, perekrutan TKI akan menggunakan model semacam manajemen. Dengan demikian, ada pihak perusahaan yang menghubungkan TKI dengan pengguna jasa TKI.

"Kalau saat ini kan kontrak tenaga kerja dengan kontrak individu. Misalnya Zaenab kontrak dengan Ahmad, kalau ada apa-apa, kita harus berhubungan dengan Ahmad, padahal TKI banyak. Makanya kita diskusi bagaimana kontraknya tidak dengan individu tetapi kontrak dengan perusahaan, oleh perusahaan ditransfer ke user, user-nya ke rumah tangga. Jadi majikannya perusahaan, hanya jasanya rumah tangga. Gaji dan kontrak dengan perusahaan," tutur Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (30/4/2015).

Hari ini, Yusron mengikuti rapat dengan Wapres Jusuf Kalla terkait TKI. Menurut dia, Wapres menyarankan agar model rekrutmen TKI bukan lagi berbentuk penyaluran melainkan pengelolaan. Dengan begitu, pihak perusahaan tidak bisa lepas tanggung jawab jika TKI berkasus di luar negeri.

"Selama ini enggak ada, hanya penyalur bukan pengelola, jadi putus hubungan. Kalau begini kan kalau ada apa-apa harus tanggung jawab," kata Nusron.

Kendati demikian, menurut Nusron, perubahan model rekrutmen TKI ini membutuhkan payung hukum, seperti peraturan pemerintah. Untuk itu, kata dia, Wapres berjanji akan memfasilitasi pertemuan pihak terkait agar rencana ini bisa terealisasi segera.

Nusron juga menyampaikan bahwa ke depannya para TKI akan dilatih terlebih dahulu sebelum dilepas ke lapangan pekerjaan. "Kalau sekarang, ada order dulu, baru rekrut pendidikan. Sehingga orang yang boleh berangkat itu boleh berangkat," ujar dia.

Menurut data BNP2TKI, hingga kini ada 228 TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri. Rata-rata mereka dituduh melakukan pembunuhan, perkosaan, kejahatan narkotika, dan terkait sihir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com