Sebagai sebuah bangsa yang besar, keberagaman bukanlah barang baru bagi Indonesia. Terdiri dari suku, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda, membuat pemerintah kadang kesulitan dalam memuaskan keinginan masyarakat Indonesia. Meski telah berusaha semaksimal mungkin, masih saja ada pihak yang merasa belum terpenuhi kebutuhannya.
Tidak mudah memenuhi kebutuhan bangsa yang besar meski seluruh daya dan upaya telah dikerahkan semaksimal mungkin. Setidaknya itulah yang disampaikan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat menjamu Forum Pemuda Kawasan Timur Indonesia (FPKTI), Selasa (21/4/2015). Dalam kesempatan itu, Ketua Umum FPKTI Muhammad Ikhsan meminta perhatian lebih dari pemerintah terkait kesejahteraan masyarakat di daerah timur. Padahal, kekayaan alam kawasan timur sangat kaya dibanding kawasan lain di Indonesia.
Meski demikian, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan, pertumbuhan kawasan timur sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan di beberapa tempat, kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, infrastruktur kawasan timur lebih unggul dari pada kawasan barat.
“Pemerintah tidak mungkin lupa. Perbaikan di kawasan timur itu sudah jadi prioritas pemerintah. Saya sendiri yang bertanya ke Presiden. Tapi memang belum maksimal karena memang anggarannya kurang,” kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan kepada peserta audiensi siang itu.
Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga menjamu perwakilan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI). Ketua Umum KPPI Ratu Dian Hatifah mengatakan, pemerintah harus lebih memperhatikan keterwakilan perempuan dalam ranah politik Indonesia.
Menurut Ratu Dian, perempuan Indonesia masih tertinggal dibanding perempuan di negara lain di Asia, khususnya di bidang politik terkait kesempatan perempuan di partai politik. Hal ini dibuktikan dari jumlah perempuan di DPR RI yang hanya 18 persen. Ini, kata Ratu Dian, artinya perempuan tidak bisa membawa aspirasi di parlemen.
Menanggapi hal itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menolak bahwa pemerintah tidak memperhatikan hak-hak perempuan. Namun katanya, memang sulit menjaring kader-kader perempuan di bidang politik untuk bisa aktif dan komitmen dengan partai.
“Jadi memang dibutuhkan perempuan yang aktif. Kalau ada, kita tidak akan menghambat. Pastilah akan kita jarring. Tidak mungkin kita hidup tanpa perempuan, kan?” kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
Beragamnya keinginan dan kebutuhan masyarakat Indonesia sebenarnya bisa diantisipasi dengan penerapan Empat Pilar RI dalam kehidupan sehari-hari. Ini karena sebetulnya, masyarakat Indonesia membutuhkan Empat Pilar RI dalam kehidupannya.
Hal itu disampaikan Anggota MPR RI Arteria Dahlan setelah melakukan sumpah jabatan Pengganti Antarwaktu (PAW) MPR RI di hari yang sama. Dalam kesempatan itu, Arteria Dahlan bersama anggota MPRI Rl lainnya Abdulrachman Lahabato, melakukan sumpah jabatan dipandu Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
“Orang ingin hidup aman, nyaman, tentram dalam suatu konteks ketatanegaraan yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Orang ingin minoritas dilindungi,” kata Arteria.
Karena itu, Arteria sepakat dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bahwa Empat Pilar RI harus terus disosialisasikan kepada masyarakat. Namun lebih dari pada itu, sosialisasi juga harus dikombinasikan dengan metode tertentu agar Empat Pilar RI ini bisa menyerap ke pribadi masing-masing.
“Empat Pilar ini asset bangsa. Saya siap untuk jadi promotor sosialisasi ini,” katanya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.