Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Prihatin KBRI Jadi Sasaran Serangan di Yaman

Kompas.com - 20/04/2015, 19:41 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengaku prihatin atas hancurnya Gedung Kedutaan Besar RI di Sana'a, Yaman, karena ledakan bom. Menurut Jokowi, tidak sepantasnya KBRI menjadi sasaran konflik bersenjata yang terjadi di negara tersebut.

"Kedutaan Besar Republik Indonesia seharusnya bukan menjadi sasaran serangan dalam konflik bersenjata tersebut," kata Presiden dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan Kementerian Sekretariat Negara, Senin (20/4/2015) malam.

Presiden menyampaikan simpati mendalam kepada para staf KBRI Yaman dan keluarganya yang terimbas peristiwa tersebut. Presiden telah menginstruksikan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar semua pihak yang terimbas mendapatkan penanganan yang baik.

"Presiden juga menginstruksikan Menlu RI untuk terus memantau dan melaporkan situasi di Yaman guna memastikan keselamatan seluruh warga negara Republik Indonesia yang tengah berada di Yaman," kata Jokowi.

Ledakan terjadi di KBRI Yaman yang ada di kota Sana'a, pada Senin (20/4/2015) sekitar pukul 10.45 waktu setempat. Serangan itu awalnya ditujukan untuk depot amunisi yang berada di sekitar KBRI.

"Informasi awal yang diterima dari Sana'a, serangan tersebut ditujukan kepada depot amunisi yang berada di kawasan tersebut," demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan Kemenlu pada Senin sore ini.

Kemenlu menyatakan, setelah ledakan terjadi, jalan di sekitar KBRI rusak parah. Ledakan itu juga menelan banyak korban jiwa sipil setempat yang tengah berada di sekitar kawasan itu. Sementara itu, kerusakan parah terjadi di Gedung KBRI serta seluruh kendaraan milik kedutaan. Dua orang staf diplomat Indonesia dan satu WNI terluka ringan dan telah mendapatkan pertolongan. Mereka bersama dengan WNI lainnya langsung dievakuasi ke Wisma Duta yanng masih berlokasi di Sana'a.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com