JAKARTA, KOMPAS.com — Sabar Subagio alias Daeng Koro tewas ditembak tim Detasemen Khusus 88 Antiteror, Jumat (3/4/2015) pekan lalu. Sabar pun meninggalkan sang istri yang tengah hamil tua.
"Ya, dia (Daeng Koro) meninggalkan istrinya yang lagi hamil delapan bulan," ujar Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Idham Azis saat dihubungi, Senin (6/4/2015).
Idham mengatakan, Sabar meninggalkan sang istri dan anak-anaknya sejak lama. Terakhir, sang istri yang menyambangi Sabar saat hari raya Idul Fitri pada 2014 lalu di suatu tempat di pegunungan daerah Tamanjeka.
Saat ini, lanjut Idham, istri Sabar dan anak-anaknya diketahui berada di Palu, Sulawesi Tengah. Kepolisian setempat memberikan fasilitas berupa tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari kepada dia dan anak-anaknya.
"Enggak ada pengamanan berlebihan kepada mereka. Aman-aman saja. Yang jelas mereka terus dipantau," ucap Idham.
Sang istri juga telah melihat jenazah suami. Ia membenarkan bahwa jenazah tersebut adalah Daeng Koro berdasarkan tanda lahir dan struktur gigi yang khas.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror terlibat kontak senjata dengan sejumlah orang tidak dikenal, Jumat (3/4/2015). Kontak senjata terjadi sekitar pukul 12.00 Wita di Pegunungan Sakina Jaya, Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah. Dua orang tewas dalam kontak senjata itu. Salah satunya adalah Daeng Koro.
Menurut catatan kepolisian, Daeng Koro yang merupakan mantan anggota Kostrad TNI itu terlibat dalam penyebaran paham radikal hingga aksi teror berupa pembunuhan polisi dan warga sipil, perakitan bom, hingga menjadi dalang kerusuhan. (Baca: Sepak Terjang Daeng Koro, Teroris Pembunuh Polisi hingga Otak Gerakan Radikal)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.