Dengan Paskah, Bonaran Situmeang Merasa Dosanya Sudah Ditebus

JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Tapanuli Tengah nonaktif, Bonaran Situmeang, menganggap momentum Paskah tahun ini sebagai penebus dosanya. Hal tersebut disampaikannya usai melakukan ibadah Jumat Agung di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.

"Saya bergembira karena dosa saya sudah ditebus," ujar Bonaran di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/4/2015).

Bonarang mengatakan, penebusan dosa bagi umat Kristiani merupakan anugerah Tuhan. Oleh karena itu, ia memanfaatkan Paskah tahun ini untuk menebus dosanya. "Ini (Paskah) penebusan dosa saya," kata Bonaran.

Bonaran mengaku adanya perbedaan Paskah tahun ini dengan tahun sebelumnya. Kali ini, ia terpaksa harus beribadah di rumah tahanan dan jauh dari keluarga dan masyarakat di Tapanuli Tengah.

"Tahun lalu, kemarin, kita bersama masyarakat Tapanuli. Saya bersama masyarakat Tapanuli Tengah," ujar Bonaran.

Bonaran didakwa menyuap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar sebesar Rp 1,8 miliar terkait sengketa Pilkada Tapanuli Tengah di MK. Penetapan ini merupakan hasil pengembangan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang yang menjerat Akil.

Pemberian uang diduga untuk mengamankan posisi Bonaran yang digugat di MK setelah dinyatakan menang oleh KPUD Tapanuli Tengah. Pilkada Kabupaten Tapanuli Tengah dimenangi oleh pasangan Raja Bonaran dan Sukran Jamilan Tanjung. Namun, keputusan KPUD tersebut digugat oleh pasangan lawan.

Selanjutnya, pada 22 Juni 2011, permohonan keberatan hasil Pilkada Tapanuli Tengah ditolak sehingga Bonaran dan Sukran tetap sah sebagai pasangan bupati dan wakil bupati terpilih.

Meski demikian, Akil sebenarnya tidak termasuk dalam susunan hakim panel. Panel untuk sengketa pilkada saat itu adalah Achmad Sodiki (ketua), Harjono, dan Ahmad Fadlil Sumadi.