Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Internal Berkepanjangan Turunkan Kepiawaian Politik Golkar

Kompas.com - 02/04/2015, 10:16 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik internal yang tidak kunjung usai diperkirakan akan menurunkan kepiawaian Partai Golkar dalam politik nasional. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, apa yang terjadi pada Partai Golkar saat ini adalah yang terburuk sepanjang berdirinya partai.

"Ini memang era yang paling memalukan. Kisruh Golkar terjadi sampai berebut ruangan Fraksi Partai Golkar di DPR. Belum lagi, ada yang menyebut soal tindakan premanisme," ujar Ikrar kepada Kompas.com, Kamis (2/4/2015).

Ikrar mengatakan, sebuah partai pada dasarnya dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan secara politis, termasuk meredam konflik. Namun, yang terjadi pada partai beringin saat ini, menurut Ikrar adalah sesuatu yang terbalik.

Ia mengatakan bahwa konflik yang sedang terjadi di internal Golkar tidak semata-mata hanya mengenai masalah hukum. Meski saat ini proses hukum di pengadilan sedang berjalan, ada adu kepentingan yang tidak mampu diredakan oleh masing-masing kubu di internal partai.

Menurut Ikrar, sebagai suatu konsekuensi dari tidak tercapainya kesepakatan, baik dari kubu Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie, adalah menurunnya tingkat kepercayaan publik atas kemampuan berpolitik para kader partai.

"Golkar tidak lagi berisi politisi brilian, karena dianggap tak mampu selesaikan konflik internal," kata Ikrar.

Menurut Ikrar, mau tidak mau hal itu akan merugikan partai dan seluruh konstituen. Proses hukum yang tidak kunjung usai akan membuat Partai Golkar sulit mengikuti agenda politik, termasuk pemilihan kepala daerah serentak yang akan dilaksanakan pada Desember 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com