Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Masih Nyaman dengan Kepemimpinan Megawati?

Kompas.com - 26/03/2015, 07:13 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kader PDI Perjuangan dikatakan masih nyaman dengan tipe kepemimpinan "solidarity maker" atau perekat solidaritas seperti yang dimiliki Megawati Soekarnoputri, kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Mada Sukmajati.

"Saya kira belum ada kader di PDIP yang memiliki level yang menyamai Megawati dalam konteks 'solidarity maker'," kata Mada di Yogyakarta, Rabu (25/3/2015).

Menurut dia, model kepemimpinan yang mengutamakan solidaritas itu membuat faksi-faksi yang ada di partai berlambang moncong putih ini tidak terpecah.

"Jangan dikira di PDIP tidak ada faksi, ada sama seperti di Partai Golkar, namun faksionalisme itu bisa disatukan di bawah kepemimpinan 'solidarity maker'," katanya.

Selain itu, menurut dia, kekuatan ideologi juga menjadi salah satu faktor penting yang membedakan partai tersebut dengan partai lainnya. Ideologi itu rekat dengan sosok Soekarno yang juga tidak terpisahkan dari sosok Megawati.

Kendati demikian, menurut Mada, PDIP ke depan perlu menepis anggapan yang mencitrakan PDIP sebagai partai yang terlalu bergantung dengan sosok Megawati. Proses regenerasi, menurut dia, tetap diperlukan sebagai kebutuhan mendasar setiap organisasi politik.

"Untuk memunculkan penyegaran serta gebrakan baru, saya kira bisa dilakukan dengan regenerasi kepemimpinan," kata dia.

Sehingga, menurut dia, meskipun pada Kongres PDIP ke-IV di Bali pada 9 April mendatang Megawati besar kemungkinan tetap akan didaulat kembali sebagai ketua umum periode 2015-2020, pada periode selanjutnya sebaiknya perlu dipersiapkan regenerasi yang matang.

"Saya kira jika pada Kongres IV Megawati kembali terpilih, pada periode berikutnya sebaiknya Megawati bisa legowo dengan mempersiapkan regenerasi secara matang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com