Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Inggris: Eksekusi Mati Hukuman Barbar yang Tak Manusiawi

Kompas.com - 11/03/2015, 11:10 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Richard Baranson, pengusaha asal Inggris menganggap eksekusi mati adalah tindakan barbar yang tidak manusiawi. Menurut dia, eksekusi mati bagi para terpidana kasus narkotika tidak akan mampu memberikan efek jera.

"Hukuman mati adalah sebuah bentuk hukuman yang barbar dan tidak manusiawi, yang sudah sejak lama terbukti tidak menghasilkan apa pun dalam hal memberi rasa takut untuk melakukan pelanggaran pidana," ujar Richard seperti dikutip dari Virgin.com, Rabu (11/3/2015).

Richard mengatakan, eksekusi mati telah merampas hak para terpidana untuk mendapatkan pengampunan. Terutama, sebut Richard, permohonan pengampunan yang didasarkan atas perubahan dan pertobatan yang dilakukan para terpidana selama berada di tahanan ketika menunggu proses hukum.

Selain itu, Richard juga menyinggung sebagian terpidana yang baru menginjak usia dewasa ketika ditangkap dan terbukti bersalah. Menurut dia, para terpidana tersebut telah menyatakan rasa penyesalan mendalam atas pelanggaran yang mereka lakukan, dan berniat menjalani hidup lebih baik serta penuh tujuan.

Melalui sebuah penelitian, Richard mengatakan, negara-negara yang masih menjalankan eksekusi mati terkait kasus narkoba, sebenarnya belum dapat melihat adanya penurunan tingkat transaksi narkotika.

Menurut dia, perdagangan narkoba masih tetap ada, dan tidak terpengaruh oleh adanya ancaman hukuman mati.

Richard bersama beberapa rekannya yang tergabung dalam Komisi Global Antinarkotika di Inggris, mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo. Dalam surat tersebut, Richard dan rekannya meminta agar Jokowi mengampuni para terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat. (baca: Pengusaha Inggris Minta Jokowi Batalkan Eksekusi Mati Terpidana Kasus Narkoba)

"Saya benar-benar prihatin atas keadaan orang-orang yang sekarang sedang menunggu dieksekusi oleh regu tembak di Pulau Nusakambangan. Kami berharap Bapak Presiden akan mempertimbangkan permohonan kami untuk mengampuni para terpidana," kata Richard.

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebelumnya menyatakan persiapan di Pulau Nusakambangan, Cilacap, sebagai tempat eksekusi para terpidana mati telah mencapai 100 persen. Waktu eksekusi mati tinggal menunggu keputusan Jaksa Agung HM Prasetyo.

Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu merilis 10 nama terpidana mati kasus narkoba yang akan dieksekusi, yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina).

Presiden Jokowi berkali-kali menyinggung dampak narkoba bagi rakyat. Menurut dia, eksekusi hukuman mati ini seharusnya tak hanya melihat dari sisi terpidana yang akan dieksekusi, tetapi juga korban yang meninggal karena narkoba. (baca: Jokowi: Jangan Lihat yang Dieksekusi, Lihat Korbannya)

"Lihatlah berapa yang meninggal, generasi muda kita. Jangan selalu dilihat yang dieksekusi. Lihatlah korban-korbannya," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com