Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadjroel: Relawan Jokowi Sudah Kerja Keras, Masa Diberi ke Pihak Lain?

Kompas.com - 10/03/2015, 00:01 WIB
Sabrina Asril

Penulis

SABANG, KOMPAS.com - Relawan Dua Jari, Fadjroel Rachman, menilai tidak ada yang salah dalam penunjukan relawan pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla menempati posisi strategis tertentu. Menurut dia, selama ada relawan yang memiliki kemampuan, maka berhak mendapatkannya.

"Kalau misalnya relawan Pak Jokowi diminta untuk menjalankan suatu amanah tertentu, bagus dong. Karena mereka bekerja keras. Yang paling penting kan punya kemampuan, kalau ada, kenapa diberi ke pihak yang lain?" kata Fadjroel saat ditemui di Sabang, Aceh, Senin (9/3/2015).

Fadjroel mengaku selama ini Relawan Dua Jari tidak pernah meminta jabatan apa pun kepada Jokowi. Dia mengatakan, bantuan yang diberikan Relawan Dua Jari kepada Jokowi adalah bentuk dukungan tulus, tanpa transaksi.

"Pak Jokowi tidak menjanjikan apa pun kepada kami dan kami juga tidak berniat bertanya dapat apa. Karena bagi kami kemenangan Pak Jokowi adalah hadiahnya," ucap Fadjroel.

Dari deretan relawan pendukung Jokowi-JK, Diaz Hendropriyono cukup mendapat perhatian karena ditunjuk sebagai Komisaris Telkomsel oleh Jokowi. Diaz adalah anak dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono.

Selama masa kampanye pemilihan presiden, Diaz aktif menggalang dukungan melalui "Kawan Jokowi" yang merangkul kelompok anak muda. Selain itu, Diaz juga mengelola situs "Gerak Cepat Jokowi-JK". Terkait penunjukan Diaz itu, Fadjroel menilai bahwa pemilihan Jokowi didasarkan pada kemampuan Diaz.

"Saya berharap kalau ada teman relawan menjadi seseorang, pejabat, jadikan ini sebagai amanah dan jalankan bukan karena jabatan tapi lebih untuk mewujudkan cita-cita bersama," kata dia.

Relawan dapat posisi

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai wajar jika relawan yang mendukung dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini menduduki jabatan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia menilai hal tersebut sah-sah saja selama relawan yang memperoleh jabatan itu memiliki kemampuan. (Baca: Wapres Jusuf Kalla Anggap Wajar Relawan Jadi Komisaris BUMN)

"Kalau memang dia mampu kenapa tidak? Kalau mampu dan cocok, punya kemampuan, siapa saja, anda juga bisa kalau mampu. Yang salah itu kalau ada yang tidak mampu lalu dimasukkan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (9/3/2015).

Kalla lalu menyebut bahwa hal semacam itu juga terjadi pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau dia mampu, memang selalu begitu. Zamannya Pak SBY, orang-orang Pak SBY juga masuk jadi itu, sama saja, selama dia mampu," ujar mantan wapres era SBY ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com