Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belum Ambil Keputusan, Menteri Tedjo Salahkan Praperadilan yang Molor

Kompas.com - 12/02/2015, 18:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengungkapkan Presiden Joko Widodo masih tetap berpegangan pada praperadilan yang diajukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Namun, lantaran praperadilan itu molor, Tedjo mengatakan Presiden pun akhirnya belum bisa membuat keputusan hingga minggu ini.

"Ya kan praperadilannya mundur, yang salah ya praperadilannya dong kenapa mundur," kata Tedjo saat tiba di Istana Kepresidenan, Kamis (12/2/2015).

Tedjo menyebutkan Presiden tetap harus menunggu praperadilan untuk menentukan jadi atau tidaknya Budi dilantik sebagai Kapolri demi mendapat kepastian hukum. Saat ditanyakan alasan tetap menunggu hasil praperadilan meski putusan itu tak akan menghilangkan tindak pidananya, Tedjo enggan berkomentar.

"Kita lihat lah bagaimana praperadilannya. Tunggu saja," ucap Tedjo yang juga Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu. (Baca: Tunda Keputusan soal Kapolri, Jokowi Pertontonkan Kelemahannya)

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sempat berjanji akan membuat keputusan terkait kisruh pencalonan kepala Polri pada pekan ini. Namun, hingga Kamis, belum ada sikap apa pun yang diputuskan Presiden. (Baca: Minggu Depan, Jokowi Ambil Keputusan soal Budi Gunawan)

Semua pertimbangan sudah disampaikan kepada Presiden, mulai dari Tim Independen, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), pimpinan DPR, Presiden ketiga RI BJ Habibie, hingga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Selama Presiden tak bersikap, satu per satu pimpinan KPK sudah dilaporkan ke polisi atas berbagai tuduhan tindakan melanggar hukum. Bambang Widjojanto adalah yang pertama ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus saksi palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. (Baca: Janji Buat Keputusan Minggu Ini soal Kapolri, Istana Berdalih Masih Tiga Hari Lagi)

Tak hanya pimpinan, ancaman pelaporan kasus pidana bahkan juga diterima Deputi Pencegahan KPK Johan Budi SP, mantan Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah, mantan Wakil Ketua KPK lainnya Busyro Muqoddas, hingga mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana yang melontarkan kritik terhadap Polri dan mendukung KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com