Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ide Tes Keperawanan sebagai Syarat Kelulusan Pelajar Dinilai "Ngaco"

Kompas.com - 11/02/2015, 12:45 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Usulan tes keperawanan yang muncul di Jember, Jawa Timur, sebagai syarat kelulusan siswi SMP dan SMA dinilai mengada-ada. Pasalnya, tidak ada korelasi antara kelulusan seorang siswi dan keperawanan seseorang.

"Itu ngaco, mengada-ada. Enggak ada hukum dan aturan di pendidikan dan agama. Tidak masuk akal dan relevan, tes keperawanan dan keperjakaan dengan kelulusan," kata anggota Komisi X DPR, Krisna Mukti, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/2/2015).

Menurut Krisna, banyak faktor yang menyebabkan seorang perempuan kehilangan keperawanannya. Hubungan seksual salah satunya. Namun, kata dia, tidak jarang seorang perempuan kehilangan keperawanannya akibat hal lain.

Krisna berharap agar usulan tes keperawanan itu hanya sebatas wacana. Selain itu, ia meminta agar jangan ada pihak yang menggembar-gemborkan wacana yang belum pasti direalisasikan. Pasalnya, hal itu dikhawatirkan akan membuat masyarakat resah.

"Baru wacana, tetapi sudah digembar-gemborkan sehingga seakan sudah pasti," katanya.

DPRD Kabupaten Jember akhirnya meminta maaf atas adanya usulan salah satu anggotanya soal tes keperawanan dan keperjakaan yang akan dijadikan syarat kelulusan siswa SMP dan SMA. (Baca: Soal Tes Keperawanan, DPRD Jember Minta Maaf)

"Atas nama lembaga DPRD Kabupaten Jember, kami memohon maaf kepada publik, terutama perempuan, khususnya anak-anak perempuan seluruh Indonesia, dan pada khususnya anak-anak pelajar di Jember," kata Wakil Ketua DPRD Jember Ayub Junaidi, Senin (9/2/2015).

Menurut Ayub, keinginan DPRD Jember tersebut dilatarbelakangi keprihatinan terhadap semakin terbukanya sistem informasi dan komunikasi sehingga pornografi menjadi bagian yang setiap hari secara bebas dapat dinikmati anak-anak.

"Apa yang terjadi, seks bebas terjadi di kalangan pelajar, kemudian angka penderita HIV/AIDS dari kalangan pelajar dan mahasiswa cukup tinggi, inilah yang membuat kita prihatin," katanya.

Untuk itu, kata politisi PKB ini, tingginya angka penderita HIV/AIDS yang berasal dari kalangan pelajar menjadi pekerjaan rumah bersama.

Komisi D DPRD Jember akan meminta kepada dinas pendidikan untuk meningkatkan efektivitas pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah agar anak-anak lebih memahami bahaya seks bebas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com