Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komaruddin Hidayat: Sekarang Pejabat Harus Berjihad Melawan Korupsi!

Kompas.com - 10/02/2015, 16:55 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com —Cendekiawan Muslim, Komaruddin Hidayat, berharap Presiden Joko Widodo mengutamakan "mujahid" atau sosok yang berani berjihad melawan korupsi untuk mengisi berbagai jabatan strategis pemerintahan.

"Menghadapi situasi sekarang, pengisian berbagai jabatan strategis harus diutamakan bagi orang-orang yang berani jihad melawan korupsi," kata Komaruddin, di sela Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta, Selasa (10/2/2015).

Presiden, menurut dia, harus tampil sebagai panglima tertinggi dalam memerangi korupsi, termasuk dalam konteks penentuan jabatan kepala Polri saat ini.

"Presiden Joko Widodo harus menjadi panglima perang tertinggi dalam melawan korupsi," kata Komaruddin yang juga mantan anggota Tim Independen Verifikasi Fakta dan Hukum atau Tim 8 pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Komaruddin, idealisme para pejabat negara selama ini telah jauh mengalami pergeseran jika dibandingkan masa awal perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada masa perjuangan, lanjut dia, Republik Indonesia diisi oleh orang yang memiliki kompetensi serta integritas kuat, termasuk dalam memerangi korupsi.

"Pada perjuangan dulu, mereka (pejabat) berani dipenjara dulu, baru setelah bebas mereka mengatur rakyat. Tapi, kalau sekarang sebaliknya, mereka menjabat dulu, lalu dipenjara," kata dia.

Pergeseran itu, menurut Komaruddin, disebabkan munculnya pola hidup yang konsumtif sejak zaman Orde Baru, yang menuntut para pejabat memperoleh pendapatan lebih dengan berbagai cara.

"Pola hidup serta lingkungan yang konsumtif sangat membebani mental pejabat untuk memperoleh penghasilan lebih dengan korupsi," ujar dia.

Sementara itu, ia juga menyanyangkan, sebagai kekuatan besar melawan wabah korupsi di Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Polri justru kembali berseteru.

"Ini kan konyol, ibarat satu tubuh yang menghadapi musuh, ini malah saling berseteru sendiri," ucap Komaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com