Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Waseso Masuk Bursa Calon Kapolri, Kompolnas Dinilai Ikut Lemahkan KPK

Kompas.com - 06/02/2015, 17:23 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisi Kepolisian Nasional dianggap ikut-ikutan terlibat upaya melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi jika mengajukan Kabareskrim Komjen Budi Waseso sebagai Kepala Polri baru. Sebab, Bareskrim dibawah kepemimpinan Budi Waseso telah melakukan penangkapan dan penetapan tersangka terhadap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

"Sulit tidak mengatakan Kompolnas bagian dari yang ingin melemahkan KPK," kata aktivis antikorupsi, Jeirry Sumampouw dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (6/2/2015) siang.

Jeirry menilai, penangkapan yang dilakukan Bareskrim itu jelas adalah bentuk kriminalisasi terhadap pimpinan KPK. Menurut dia, ada upaya balasan dari Bareskrim karena KPK lebih dulu menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka penerimaan gratifikasi.

"Penangkapan itu perintah dan kepemimpinan Budi Waseso. Malah orang ini direkomendasikan sebagai calon," ujar Jeirry.

Terlebih lagi, lanjut dia, Kompolnas pun tidak melakukan upaya investigasi terhadap penangkapan yang dianggap publik janggal itu. Sikap yang sama juga ditunjukkan Kompolnas saat tiga pimpinan KPK lainnya satu per satu dilaporkan ke polisi.

"Harusnya diteliti kenapa kok BW tiba-tiba ditetapkan tersangka. Ini berlawanan dengan logika-logika publik, tapi kompolnas tidak melakukan apa-apa," ujarnya.

Aktivis Lingkar Madani Ray Rangkuti juga mempertanyakan Kompolnas dalam pemilihan calon kapolri baru. Menurut dia, seharusnya Kompolnas mempertimbangkan kesimpulan yang dikeluarkan Komnas HAM bahwa Bareskrim telah melanggar HAM dan menyalahgunakan kekuasaan dalam penangkapan Bambang.

"Kompolnas ini sebenarnya tugasnya apa? Menindak polisi langgar etik tidak terdengar kiprahnya. Lalu saat menetapkan calon, langkahnya sembrono," ujar Ray.

Kompolnas mempersiapkan empat calon kepala Polri yang baru. Jika Presiden memutuskan tidak melantik Budi Gunawan dan melakukan proses ulang calon kepala Polri, Kompolnas tinggal menyerahkan keempat calon tersebut kepada Presiden. Empat nama yang persiapkan oleh Kompolnas salah satunya adalah Budi Waseso. (Baca: Jika Budi Gunawan Tak Dilantik, Ini Empat Calon Kapolri yang Diusulkan Kompolnas )

Pada awal karier Budi sebagai Kabareskrim, penyidik Bareskrim langsung menangani kasus yang mendapat sorotan publik, yakni terkait para pimpinan KPK. Bareskrim menetapkan tersangka Bambang Widjojanto setelah melakukan penangkapan. Komnas HAM telah selesai melakukan penyelidikan terhadap penangkapan Bambang. Hasilnya, ada bukti awal yang cukup untuk menyimpulkan terjadinya pelanggaran HAM. (Baca: Pelanggaran HAM dan "Abuse of Power" Polri Terjadi dalam Penangkapan BW)

Bareskrim Polri juga sudah mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) terhadap Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Adnan Padu Praja. Meski demikian, belum ada penetapan tersangka kepada keduanya. (Baca: Bareskrim Terbitkan Sprindik Abraham dan Adnan Pandu)

Kepada wartawan, Budi Waseso mengaku siap bila dirinya ditunjuk sebagai kepala Polri oleh Presiden Joko Widodo. (Baca: Baru Jabat Kabareskrim, Budi Waseso Mengaku Siap Jadi Kapolri )

"Prajurit Polri, siapa pun orangnya, mengemban amanah dan perintah yang disampaikan melalui pimpinan Polri oleh negara. Ya, saya siap. Kita tidak boleh menolak tugas dan tanggung jawab," ujar Budi, saat ditemui seusai upacara kenaikan pangkat di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (5/2/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com