Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III Nilai Pernyataan Zainal soal Foto Mesra Mirip Abraham Tidak Logis

Kompas.com - 04/02/2015, 18:49 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan seorang pria yang mengaku sebagai sahabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, Zainal Thahir di dalam sebuah kamar Hotel Clarion, Makassar tujuh tahun silam dipertanyakan. Pasalnya, pernyataan Zainal yang mengaku berada pada saat orang yang mirip Abraham Samad bermesraan dengan seorang wanita bernama Feriyani Lim alias Siska dianggap tidak logis.

"Dalam kaitan dengan masalah foto, tadi kan katanya foto itu di dalam kamar, kok bisa saudara di dalam kamar?" kata anggota Komisi III dari Fraksi Hanura, Syarifuddin Sudding saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Komisi III, Rabu (4/2/2015).

Menurut Sudding, seorang pria dan wanita yang normal tentu enggan jika adegan mesra mereka di dalam sebuah kamar diabadikan oleh orang lain. Selain itu, orang yang mengabadikan pun tentu akan risih jika melihat ada pasangan yang melakukan adegan mesra dihadapannya.

"Dalam posisi gambar seperti itu, apa saudara tidak risih? Artinya, kalau orang punya rasa malu, enggak akan mungkin lebih dari dua orang berada di dalam kamar itu," tegas Sudding.

Hal yang sama juga disampaikan politisi Golkar, Adies Kadir. Adies pun meragukan pernyataan Zainal yang mengaku berada di dalam kamar tersebut. "Kok sangat tidak masuk akal. Kami tidak percaya dengan apa yang anda sampaikan. Saya sendiri sebagai laki-laki yang kala itu kalau ada sahabat dekat mau foto saya pasti marah," tanya Adies.

Adies pun meminta kepada Zainal untuk menjelaskan kronologi sekaligus gambaran situasi yang terdapat di dalam kamar tersebut. Termasuk tata letak ruangan dan kasur yang terdapat di dalam kamar itu. Menanggapi keraguan sejumlah anggota Komisi III, Zainal menerangkan, jika keberadaannya saat itu untuk berkumpul dengan sejumlah rekan lainnya.

Ia mengatakan, jika di dalam kamar itu terdapat dua kasur. Ia mengambil gambar tersebut dari kasur yang letaknya bersebelahan dengan kasur dimana Abraham dan Siska berada. Zainal mengatakan, jika aksi mesra yang ditunjukkan Abraham dengan Siska bukanlah aksi pornografi. Ia menambahkan, setelah mengambil foto, ia langsung meninggalkan kamar itu.

"Abraham sempat meminta saya menghapus foto itu, tapi saat itu posisi saya sudah jalan keluar dan saya berpapasan dengan rekan saya yang lain yang mau masuk kamar. Tapi saya tidak perlu menyebutkan siapa rekan saya itu," ujarnya.

Sebelumnya saat RDPU, Zainal mengaku, jika dirinya adalah pemilik dua foto kontroversial yang melibatkan Abraham dan Sisca. Foto itu diambil di Hotel Clarion pada tahun 2007 silam. Zainal pun membantah pernyataan Abraham yang menyatakan jika foto itu adalah hasil rekayasa.

"Pertama, saya adalah orang yang mengambil dua foto yang dibantah keasliannya oleh Abraham Samad. Itu benar saya yang memotret," katanya.

Zainal tidak mengetahui siapa orang yang menyebarluaskan foto-foto tersebut. Ia mengaku, ponsel yang ia gunakan untuk mengambil foto tersebut sudah hilang pada tahun 2012. Zainal mengatakan bahwa ia merasa perlu untuk mengklarifikasi foto tersebut, karena Abraham Samad membantah dirinya sebagai orang yang berada dalam foto itu.

"Saya merasa berdosa apabila saya tidak mengungkapkan yang sebenarnya. Saya ingin tegaskan foto tersebut bukan rekayasa. Saya sayangkan jika saudara Abraham Samad yang merupakan pimpinan KPK melakukan kebohongan publik," kata Zainal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com