Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut Penangkapan Bambang, Komnas HAM Akan Panggil Wakapolri dan Kabareskrim

Kompas.com - 27/01/2015, 14:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Tim yang dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berjanji akan bekerja cepat dalam menyelidiki masalah penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri. Tim ini akan segera memanggil Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin Haiti dan Kepala Bareskrim Polri Irjen (Pol) Budi Waseso.

"Wakapolri akan kita panggil besok, kemudian akan ada pemanggilan kepada Kabareskrim BW (Budi Waseso)," kata Ketua Tim Penyelidikan Nur Kholis seusai meminta keterangan dari Bambang, di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (27/1/2015) siang.

Kabareskrim dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam penangkapan Bambang yang mengundang reaksi keras publik itu. Wakapolri sebagai pemegang tertinggi di Polri saat ini juga secara tidak langsung dianggap bertanggung jawab.

Nur Kholis tidak mau berspekulasi apakah kedua pejabat tinggi Polri itu akan hadir saat pemanggilan nanti. Tugas Komnas HAM hanya melakukan pemanggilan dan tidak bisa memanggil secara paksa.

Namun, dia mengingatkan, setiap polisi yang tidak memenuhi panggilan Komnas HAM akan berefek pada karier polisi tersebut. (Baca: Komnas HAM: Kasus Bambang Mengada-ada, Prosesnya Sangat Cepat)

"Ingat enggak calon kepala Polri yang enggak datang ke Komnas HAM saat dipanggil jadinya seperti apa?" ujar Nur Kholis.

Penangkapan Bambang oleh Bareskrim Polri dikritik berbagai pihak. Polisi dinilai tidak perlu melakukan penangkapan atau cukup melakukan pemanggilan. Terlebih lagi, dalam penangkapan tersebut, polisi sampai memborgol tangan Bambang. (Baca: KPK Anggap Penangkapan Bambang Widjojanto Sewenang-wenang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com