JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Siane Indriani mengatakan, Presiden Joko Widodo memaksa Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk memberlakukan eksekusi tembak mati di Indonesia. Siane mengungkap, sebelum Presiden menolak grasi terpidana mati, dia sempat menggelar rapat dengan Menkumham, Menteri Luar Negeri, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jaksa Agung, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komnas HAM.
"Dalam rapat, Menkumham tidak setuju ada hukuman mati. Cuma, Presiden memaksa untuk tetap diberlakukan. Alasannya, narkoba itu berbahaya," ujar Siane di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta, Senin (19/1/2015).
Siane mengatakan, dalam rapat itu, Komnas HAM menegaskan menolak eksekusi mati. Komnas HAM berpendapat eksekusi mati bertentangan dengan Pasal 28 UUD 1945 yang menyebut bahwa setiap warga negara berhak hidup.
Selain itu, Komnas HAM berpendapat bahwa kebanyakan narapidana narkotika yang dieksekusi mati adalah seorang kurir, bukan gembong besar.
"Sayangnya, dalam laporan rapat, Komnas HAM ditulisnya abstain, bukan menolak. Maka itulah, kami menyimpulkan Presiden sudah setting-an, memaksa eksekusi mati diberlakukan," ujar Siane.
Siane menengarai pelaksanaan eksekusi mati berlakukan paksa oleh Presiden hanya untuk menuai pencitraan positif di publik bahwa pemerintah saat ini tegas dan berwibawa. "Jangan mencari pencitraan dengan cara menghilangkan nyawa orang," ujar Siane.
Diberitakan, Kejagung telah menembak mati enam narapidana narkotika, Minggu 18 Januari 2015 lalu. Satu napi warga negara Indonesia, sementara enam napi lain adalah warga negara asing. Eksekusi mati ini adalah gelombang pertama. Artinya, akan ada eksekusi mati selanjutnya.
Sebelumnya, melalui halaman Facebook-nya, Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya memerangi mafia narkoba yang telah merusak masyarakat.
"Perang terhadap Mafia narkoba tidak boleh setengah-setengah karena narkoba benar-benar sudah merusak kehidupan baik kehidupan penggunanya maupun kehidupan keluarga pengguna narkoba.
Tak ada kebahagiaan hidup yang didapat dari menyalahgunakan Narkoba. Negara harus hadir dan langsung bertempur melawan sindikat Narkoba.
Indonesia Sehat, Indonesia tanpa Narkoba..."tulis Jokowi. (Baca: Lewat Facebook, Jokowi Tegaskan Perang terhadap Mafia Narkoba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.