Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: Pasca-eksekusi Mati, Hubungan dengan Brasil dan Belanda Tetap Baik

Kompas.com - 19/01/2015, 17:22 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Belanda dan Brasil tetap stabil. Pernyataan ini merespons penarikan duta besar kedua negara tersebut sebagai bentuk protes atas eksekusi mati yang dilakukan Pemerintah Indonesia pada Minggu (18/1/2015) kemarin. Dua dari enam terpidana yang dieksekusi adalah warga negara Brasil dan Belanda. (Baca: Warganya Dieksekusi di Nusakambangan, Belanda dan Brasil Tarik Dubes)

"Hubungan diplomatik tetap berjalan baik. Kami harap tidak akan terjadi apa-apa," ujar Fachir, saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (19/1/2015).

Fachir mengatakan, pemerintah berharap negara lain menghormati segala keputusan yang telah dikeluarkan Pemerintah Indonesia berdasarkan undang-undang. Dalam kasus narkotika, ia mengatakan, pemerintah negara lain sebaiknya memahami dampak buruk yang ditimbulkan oleh para pelaku yang terlibat di dalamnya. (Baca: Brasil-Belanda Tarik Dubes, Pemerintah Minta Negara Lain Hormati Hukum Indonesia)

Menurut Fachir, dalam pelaksanaan eksekusi mati, Pemerintah Indonesia telah melakukan komunikasi dengan perwakilan negara asing yang warga negaranya terlibat. Bahkan, sudah ada pendampingan yang dilakukan perwakilan kedutaan terhadap warganya yang akan dieksekusi. (Baca: Kemenlu Berharap Hukuman Mati Tak Rusak Hubungan Diplomatik)

"Komunikasi tetap berjalan. Bahkan, sebelum pelaksanaan eksekusi, kami juga sudah berbicara. Kami berharap tidak ada dampak apa pun yang bisa terjadi, termasuk urusan diplomatik," kata Fachri.

Sebelumnya diberitakan, pada Minggu dini hari, kejaksaan telah mengeksekusi enam terpidana mati yang terdiri dari satu warga negara Indonesia dan lima warga negara asing. Warga Belanda yang dieksekusi mati ialah Ang Kiem Soei alias Kim Ho alias Ance Thahir alias Tommi Wijaya, laki-laki berusia 62 tahun. Sementara itu, warga negara Brasil yang telah dieksekusi ialah Marcho Archer Cardoso Moreira, laki-laki berusia 53 tahun.

Melalui perwakilannya, Brasil dan Belanda sebelumnya telah menyampaikan keberatannya atas pelaksanaan eksekusi mati. Namun, pemerintah tetap melaksanakan eksekusi yang berdasarkan pada undang-undang. Pasca-eksekusi, masing-masing negara kemudian menarik pulang duta besar yang berada di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com