JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah menunjuk Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Menanggapi ini, anggota Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy berharap Budi bersikap profesional dan netral saat memimpin Polri.
"Kita minta komitmen netralitas dan keprofesionalannya dalam menjalankan tugas," kata Tjatur ketika dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Minggu (11/11/2015).
Menurutnya, Budi adalah sosok yang memiliki kualitas dan intelektualitas. Sehingga Jokowi mempercayakan Polri kepada Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) itu.
Selain itu, Tjatur juga meminta Budi meklarifikasi rumor yang beredar. Selama ini, mantan ajudan Megawati Soekarnoputri itu kerap dikaitkan dengan "rekening gendut".
Pada tahun 2010, dalam investigasi yang dilakukan Majalah Tempo, diketahui adanya dugaan transaksi mencurigakan yang diterima para petinggi polisi, termasuk Budi yang saat itu masih berpangkat sebagai Inspektur Jenderal. Budi dituduh melakukan transaksi dalam jumlah besar, tak sesuai profilnya.
"Dia harus mengklarifikasi rumor-rumor, entah oleh beliau sendiri (Budi Gunawan) atau PPATK," kata Tjatur.
Selain itu, ketua Fraksi PAN itu juga berharap Budi dapat mengungkap kasus yang mangkrak. Ia mencotohkan kasus penembakan mobil Ketua MPP PAN, Amien Rais. "Harapannya dapat mengungkap kasus-kasus besar," kata Tjatur.
Budi juga diminta untuk meneruskan apa yang sudah dicapai Kapolri Jenderal Pol Sutarman. Salah satunya kesepakatan antara Komisi III DPR RI dengan Sutarman soal perempuan polisi yang mengenakan jilbab saat bertugas. (Ferdinand Waskita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.