SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku kesulitan dalam proses inventarisasi identitas warga Surabaya yang menjadi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Risma mengatakan, inventarisasi identitas tersebut berguna sebagai landasan pengajuan klaim kepada perusahaan asuransi.
"Tapi ada beberapa base identitas yang enggak sama namanya. KK, paspor, beda-beda. Ini kan berat posisinya jika ajuin klaim," ujar Risma di kompleks Mapolda Jawa Timur, Selasa (6/1/2015).
Risma mengatakan bahwa pihaknya tengah membereskan perbedaan nama tersebut. Dia tidak ingin proses klaim korban jatuhnya pesawat terganggu hanya lantaran kesalahan administrasi.
Dari 80 warga Surabaya yang menjadi korban jatuhnya pesawat AirAsia, pihaknya baru mengumpulkan 77 identitas. Jumlah itu pun masih ada beberapa yang bermasalah, seperti yang disebut sebelumnya.
Risma sendiri mengakui, belum mengetahui pasti bagaimana mekanisme pencairan klaim dari perusahaan asuransi pribadi atau pihak AirAsia kepada korban. Menurut Risma, persoalan itu bersifat personal. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Surabaya tidak terlalu ikut campur dalam mekanisme pencairan klaim asuransi.
"Saya hanya sediakan staf khusus saya untuk membantu keluarga mengurus. Jadi keluarga kalau butuh surat, dokumen atau apa, ke staf saya," ujar Risma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.