Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kantong Jenazah dari Kapal Jepang Tiba di Lanud Iskandar Pangkalan Bun

Kompas.com - 04/01/2015, 16:16 WIB
Dani Prabowo

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com — Tiga kantong jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 kembali tiba di Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (4/1/2015) sore. Ketiganya diangkut dengan menggunakan helikopter Seahawk milik Angkatan Laut Amerika Serikat dari kapal perang milik Angkatan Laut Jepang, Onami.

Pantauan di lokasi, ketiga jenazah itu tiba di Lanud Iskandar sekitar pukul 15.00 WIB. Ketiganya pun langsung dibawa menggunakan tiga mobil ambulans menuju RSUD Imanuddin, Pangkalan Bun.

Tak hanya jenazah, helikopter Seahawk rupanya juga mengangkut dua koper berwarna hitam. Kedua koper itu diduga merupakan milik penumpang AirAsia QZ8501. Saat ini, keduanya disimpan di Posko Disaster Victims Investigation (DVI) Lanud Iskandar.

Sebelumnya, pilot pesawat CN-295, Mayor Pnb Setiawan, mengatakan, kapal Onami sebelumnya telah berusaha menghubungi KRI Banda Aceh sesaat setelah menemukan ketiga jenazah tersebut. Namun, upaya tersebut gagal.

Setelah itu, pesawat CN-295 milik TNI AU dan helikopter Seahawk mencoba mendekati lokasi. Namun, pada akhirnya, Seahawk-lah yang mengambil ketiga jenazah tersebut.

Dengan adanya tambahan ini, maka sudah 33 jenazah yang ditemukan. Dari jumlah itu, 30 di antaranya telah diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur.

"CN 295 diperintahkan balik kanan, lalu Seahawk dan Onami berusaha hauling (mendekat) untuk angkat ketiga jenazah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com