SURABAYA, KOMPAS.com- Tim Disaster and Victim Identification (DVI) untuk korban pesawat AirAsia QZ8501 mulai mendapat bantuan dari tim DVI negara lain yakni Singapura dan Korea Selatan. Personel DVI kedua negara itu akan bergabung dalam tim yang dipimpin oleh Komisaris Besar Budiyono, Sabtu (3/1/2015) malam ini.
"Ada DVI expert dari Singapura dan Korea. Rencananya malam ini datang dan joint operation. Kami tidak akan tolak dan menerima bantuan dalam bentuk apa pun," kata Kepala Tim DVI Jawa Timur, Kombes Budiyono di posko ante-mortem, Sabtu.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Awi Setiyono mengungkapkan, bantuan asing yang hadir itu menambah personel ahli Tim DVI yang saat ini berjumlah 30 orang. Ahli Tim DVI itu berasal dari kepolisian hingga ahli forensik dari Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Brawijaya.
"Mereka yang hadir ada yang expert pathologi, expert sidik jari, sampai expert odonthologi," katanya.
Semakin banyak tenaga identifikasi dikerahkan, Awi menilai kerja tim DVI akan semakin cepat. Pasalnya, saat ini, seluruh jenazah sudah berada di RS Bhayangkara yakni berjumlah 30 jenazah.
Dari jumlah itu, sebanyak enam jenazah telah diidentifikasi. Sementara lainnya, hingga kini masih harus mengantri untuk diidentifikasi. Sebuah cold storage seukuran peti kemas disiapkan tim DVI untuk memuat 200 jenazah.
Biasanya, untuk satu jenazah diperlukan lima ahli yang terdiri dari ahli pathologi, ahli odonthologi, ahli antropologi, ahli sidik jari, dan ahli DNA. Tim DVI berpacu dengan waktu mengingat kondisi jenazah yang semakin membusuk lantaran tenggelam di air laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.