Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2014, 16:04 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat memuji Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat memberikan pengarahan kepada para pengajar muda yang mengikuti program Indonesia Mengajar, Jumat (19/12/2014). Kalla membanggakan Susi sebagai menteri yang populer, meskipun hanya tamatan sekolah menengah pertama.

"Jadi, sebenarnya, pada akhirnya, semua pendidikan itu uji pokoknya adalah di lapangan. Saya ingin gambarkan menteri yang paling populer sekarang di kabinet sekarang ini yang tamatan SMP, bukan yang PhD," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kisah sukses Susi yang hanya tamatan SMP ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak Indonesia yang ingin sukses, meskipun memiliki keterbatasan. Ia menilai, pada akhirnya, ilmu yang diperoleh dari pendidikan itu akan diuji di lapangan.

Seorang anak desa, lanjut Kalla, cenderung punya semangat yang lebih hebat untuk belajar daripada anak Jakarta. Ia lalu membandingkan cucunya dengan seorang anak desa dalam menempuh perjalanan ke sekolah.

"Cucu saya pergi ke sekolah pukul 10.00, diantar mobil, AC, makan, dijemput. Coba anak desa, jalan kaki 10 kilo untuk pergi ke sekolah. Spiritnya lebih hebat anak desa itu," kata Kalla.

Kepada para pengajar muda, Kalla berpesan agar mereka bisa mengubah semangat anak desa untuk memperbaiki kehidupan mereka. Masyarakat yang hidup di daerah terpencil, kata dia, cenderung kurang maju karena tidak melihat kondisi pembanding.

"Jadi, Anda semua yang akan mengajar, mengabdi di daerah terpencil, akan mentransformasi nilai. Kadang-kadang mereka tidak kekurangan guru, tetapi sekali lagi ini menyangkut kultur yang harus diubah. Bagi dia, kepintaran untuk bertani. Bagi orang Jakarta, kepintaran itu manajerial," ujar Kalla.

Program Indonesia Mengajar digagas oleh Anies Baswedan sejak sebelum dia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Melalui program ini, para pengajar muda dikirim ke daerah-daerah terpencil untuk mengajar dalam kurun waktu tertentu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Nasional
Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Nasional
TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

Nasional
KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

Nasional
Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Nasional
2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Nasional
KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

Nasional
Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Nasional
90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

Nasional
Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Nasional
KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Nasional
Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com