"Jadi, sebenarnya, pada akhirnya, semua pendidikan itu uji pokoknya adalah di lapangan. Saya ingin gambarkan menteri yang paling populer sekarang di kabinet sekarang ini yang tamatan SMP, bukan yang PhD," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat.
Menurut dia, kisah sukses Susi yang hanya tamatan SMP ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak Indonesia yang ingin sukses, meskipun memiliki keterbatasan. Ia menilai, pada akhirnya, ilmu yang diperoleh dari pendidikan itu akan diuji di lapangan.
Seorang anak desa, lanjut Kalla, cenderung punya semangat yang lebih hebat untuk belajar daripada anak Jakarta. Ia lalu membandingkan cucunya dengan seorang anak desa dalam menempuh perjalanan ke sekolah.
"Cucu saya pergi ke sekolah pukul 10.00, diantar mobil, AC, makan, dijemput. Coba anak desa, jalan kaki 10 kilo untuk pergi ke sekolah. Spiritnya lebih hebat anak desa itu," kata Kalla.
Kepada para pengajar muda, Kalla berpesan agar mereka bisa mengubah semangat anak desa untuk memperbaiki kehidupan mereka. Masyarakat yang hidup di daerah terpencil, kata dia, cenderung kurang maju karena tidak melihat kondisi pembanding.
"Jadi, Anda semua yang akan mengajar, mengabdi di daerah terpencil, akan mentransformasi nilai. Kadang-kadang mereka tidak kekurangan guru, tetapi sekali lagi ini menyangkut kultur yang harus diubah. Bagi dia, kepintaran untuk bertani. Bagi orang Jakarta, kepintaran itu manajerial," ujar Kalla.
Program Indonesia Mengajar digagas oleh Anies Baswedan sejak sebelum dia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Melalui program ini, para pengajar muda dikirim ke daerah-daerah terpencil untuk mengajar dalam kurun waktu tertentu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.