Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mudah Dilakukan, Politisi PDI-P Anggap Penjualan Gedung BUMN Hanya Wacana

Kompas.com - 18/12/2014, 23:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Politisi senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan, penjualan aset milik negara tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih, apabila nilai aset itu mencapai ratusan miliar.

“Prosesnya masih panjang. Penjualan aset di atas Rp 100 miliar harus mendapat persetujuan DPR, di bawah Rp 10 miliar cukup menteri keuangan. Sementara kalau antara Rp 10 – Rp 100 miliar itu cukup presiden,” kata Hendrawan saat dihubungi wartawan, Kamis (18/12/2014).

Menurut dia, efisiensi dan peningkatan profesionalisme pegawai BUMN merupakan hal yang penting. Namun, hal tersebut tidak dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjual aset negara. Ia menambahkan, jika memang BUMN memiliki banyak lantai atau ruangan yang kosong, maka dapat dimanfaatkan untuk hal yang lain.

Hendrawan mencontohkan, ruangan yang kosong dapat disulap menjadi pusat pelatihan dan pengembangan diri pegawai. Jika itu dilakukan, maka BUMN dapat menghemat pengeluaran mereka terutama untuk biaya seminar di hotel-hotel berbintang.

“Saya kira persoalan penjualan itu masih sebatas wacana saja. Mungkin dia bicara itu sambil bergurau,” katanya.

PDI-P, menurut Hendrawan, tidak akan menyetujui rencana penjualan gedung tersebut. Apalagi, jika tidak ada alasan yang cukup relevan yang diberikan Menteri BUMN Rini Soemarno terkait rencana penjualan itu.

“PDIP secara resmi tidak setuju kalau tidak ada argumentasi yang kuat. Kalau hanya menjual, nenek saya juga bisa menjual,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com