JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan, pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono adalah titik tolak yang mengubah peta konstelasi politik yang terjadi di tanah air. Menurut Maruarar, setelah pertemuan itu Partai Golkar langsung bereaksi.
"Ini jelas bisa mengubah peta nasional, buktinya hasil Munas Partai Golkar inginkan pilkada langsung itu bisa diubah. Tentu Golkar tidak sembarangan mengubah hasil munas," ucap Maruarar di Kompleks Parlemen, Kamis (11/12/2014).
Dia membandingkan Kongres yang dilakukan PDI-P pada 2010 lalu yang menyatakan PDI-P akan berada di luar pemerintah. Saat itu, PDI-P langsung didekati Partai Demokrat untuk bergabung ke pemerintahan. Namun, PDI-P menolak karena berpegang pada hasil munas.
"Maka, sebuah hal luar biasa Partai Golkar bisa mengubah hal prinsip seperti. Pasti tidak akan mungkin tanpa perhitungan-perhitungan," ujar Ketua DPP partai berlambang banteng itu.
Sinyal lainnya yang ditangkap Maruarar adalah pernyataan Ketua DPR Setya Novanto yang juga politisi Partai Golkar. Setya mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi KIH dan KMP. Hal tersebut diyakini Maruarar akan bermakna politis ke depannya.
Namun, Maruarar tidak mau berspekulasi lebih lanjut apakah Golkar akan kemudian bergabung ke pemerintah. "Yang jelas pertemuan itu punya makna besar, dan akan mengubahnya. Apakah akan ada yang happy? Pasti," ujar Maruarar.
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka beberapa waktu lalu. Di dalam pertemuan itu, Jokowi dan SBY sepakat mengawal Perppu Pilkada agar bisa diloloskan di DPR.
Setelah itu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pun menyatakan dukungannya atas perppu yang mencantumkan model pilkada langsung. Padahal, Aburizal sebelumnya dengan tegas menyatakan menolak perppu tersebut, yang ditegaskan dalam Munas IX Partai Golkar di Bali. (baca: Aburizal: Tolak Perppu Pilkada!)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.