Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Harus Dilibatkan dalam Pemilihan Dirut BUMN

Kompas.com - 16/11/2014, 14:56 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia (GDRI) meminta agar mekanisme pemilihan Direktur Utama perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keterlibatan KPK dinilai dapat membantu agar pemerintah bisa memilih pemimpin BUMN yang tepat.

"Jokowi bisa melibatkan KPK dalam mekanisme pemilihan Dirut BUMN, sebagaimana saat memilih menteri kabinetnya," ujar anggota GDRI Ray Rangkuti dalam sebuah diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2014).

Menurut dia, KPK perlu dilibatkan karena selama ini BUMN selalu dieksploitasi oleh sekelompok kepentingan, guna mendapatkan keuntungan pribadi. Melalui penelusuran KPK, para calon Dirut BUMN diharapkan dapat diketahui rekam jejaknya, terutama saat calon-calon tersebut diberikan tugas pengolaan keuangan.

Selain itu, juga dalam diskusi tersebut, peneliti independent Dede Nugroho, mengutarakan kriteria yang semestinya dimiliki oleh calon Dirut BUMN. Dede menilai, diperlukan suatu uji publik dalam mekanisme pemilihan Dirut BUMN.

Menurut Dede, selain bersih dari praktek korupsi, Dirut BUMN haruslah orang-orang yang memiliki kemampuan kepemimpinan. Dia mengatakan, terkait kondisi BUMN saat ini, diperlukan pemimpin yang mampu membalikkan keadaan perusahaan. Kemudian, lanjutnya, calon Dirut BUMN seharusnya tidak berasal dari partai politik, memiliki integritas, dan berasal dari kalangan profesional.

"Terutama harus dari kalangan profesional, yang punya knowledge di bidangnya," ujar Dede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com