Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Krisis Listrik, Pemerintah Bentuk Tim Khusus

Kompas.com - 10/11/2014, 17:55 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membentuk satuan tugas atau tim khusus percepatan pembangunan listrik nasional dalam mengantisipasi ancaman krisis listrik. Tim khusus ini dibentuk melalui rapat antar kementerian yang berlangsung di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (10/11/2014).

"Keputusan yang ingin saya sampaikan bahwa rapat tadi membentuk satuan tugas atau tim khusus percepatan pembangunan listrik nasional atau tim untuk mengatasi atau menghindari krisis listrik," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dalam jumpa pers di Kantor Wapres.

Rapat yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB ini dipimpin Wapres Jusuf Kalla dengan dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, di antaranya, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Agraria Ferry Mursidan Baldan, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Menurut Sudirman, tidak ada jalan selain melakukan percepatan dalam mengantisipasi krisis listrik. Ia memrediksi Indonesia bisa mengalami krisis listrik dalam dua tahun ke depan jika pemerintah tidak segera melakukan terobosan.

"Jawa masih sedikit aman tapi Sumatera marjinal, tipis sekali, Indonesia timur negatif," sambung Sudirman.

Menurut dia, rapat dengan Wapres siang tadi juga memutuskan bagaimana agar dilakukan penyederhanaan prosedur perizinan terkait pembangunan pembangkit listrik. Kementerian terkait, lanjut dia, setuju untuk memberikan dukungan bagi penyederhanaan izin.

Pemerintah juga mendorong pihak swasta terlibat sebagai independent power producer atau kontraktor penghasil listrik swasta. Untuk mereka, kata Sudirman, PLN akan memperbaiki harga beli listriknya sehingga lebih menarik investor dan memberikan para investor dana lebih untuk melakukan pemeliharaan.

Di samping itu, menurut Sudirman, pemerintah akan melibatkan pihak ketiga yang profesional dalam proses pengadaan pembangkit tenaga listrik. "Bahkan diminta betul-betul menggunakan hitung-hitungan profesional, transparan, supaya para pemain industri ini betul-betul dapat insentif," ujar Sudirman.

Sebelumnya Sudirman menyampaikan bahwa Indonesia dapat mengalami krisis listrik dalam dua tahun jika pemerintah tidak membuat terobosan dalam membangun pembangkit listrik. Menurut Sudirman, setiap pertumbuhan ekonomi 1 persen diperlukan peningkatan suplai listrik 1,5 persen.

Jika ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen, maka pemerintah harus membangun pasokan listrik 9 persen. Atas dasar perhitungan itu, menurut Sudirman, pemerintah harus membangun 7.000 megawatt listrik setiap tahunnya. Saat ini, kemampuan nasional baru sebatas membangun 2.000 megawatt per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Nasional
DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

Nasional
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Nasional
Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Nasional
TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

Nasional
Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com