Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras: Polri Cepat Bertindak jika Ada Kasus Berhubungan dengan Penguasa

Kompas.com - 04/11/2014, 16:03 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengkritik tindakan penegakan hukum oleh Polri yang diduga terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Koordinator Kontras Hariz Azhar mengatakan, setidaknya ada tiga kasus yang terkait dengan masalah tersebut.

"Sejumlah pengaduan dari masyarakat mengenai proses penyelidikan Polri berpotensi mengkriminalisasi masyarakat dan mengaburkan fakta-fakta yang terjadi," ujar Haris, saat ditemui dalam sebuah diskusi mengenai tantangan kinerja institusi Polri dalam pemerintahan Jokowi-JK, di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2014).

Tiga kasus yang disebut Haris ialah kasus pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi. Kasus tersebut menimpa MA, seorang warga Ciracas, Jakarta Timur. MA dinilai telah melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo melalui media sosial Facebook.

Menurut Haris, penangkapan MA oleh Bareskrim Polri dinilai berlebihan dan diskriminatif. Haris mengatakan, kasus tersebut mendapat perhatian Polri hanya karena berurusan dengan penguasa.

Padahal, sebut Haris, di sisi lain, banyak kasus penghinaan yang melibatkan kelompok agama minoritas, tetapi tidak mendapat perhatian Polri. Berikutnya adalah dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap para tersangka kasus Jakarta Internasional School (JIS).

Sejumlah tersangka JIS mengadukan penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya. Kasus terakhir adalah dugaan penyiksaan oleh kepolisian, terhadap Susanto, seorang perwira polisi yang diduga melakukan pembunuhan terhadap atasannya sendiri, AKBP Pamudji, pada 18 Maret lalu.

Atas hal tersebut, Kontras mendesak Kepala Polri untuk mengawasi setiap anggota kepolisian untuk memperhatikan instrumen hukum dan HAM yang berlaku. Kemudian, Kontras pun mendesak Kapolri untuk berani menindak tegas setiap anggota polisi yang terbukti melakukan kekerasan terhadap tersangka.

"Ke depan, Polri harus mampu untuk lebih profesional dan akuntabel, dan menghormati HAM," kata Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com