JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan kementerian di dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), disambut baik oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Naim. Perubahan tersebut dinilai menjadi suatu tantangan baru dalam tubuh kementerian pendidikan.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo akhirnya merealisasikan wacana perubahan nama sejumlah kementerian. Di antaranya, pemecahan kementerian terjadi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Ristek yang menjadi Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
"Kalau kita melihat intensi (niat) pemerintah tentu bagus. Tidak mungkin orang berubah untuk tujuan yang tidak bagus, pasti tujuannya ingin pelayanan pendidikan lebih baik," ujar Naim, Senin (27/10/2014).
Naim mengatakan, sejumlah persiapan telah dilakukan kementerian sejak wacana perubahan kementerian tersebut didengar oleh publik. Namun, bentuk-bentuk pengaturan, dan proses transisi, nantinya akan disesuaikan dengan apa yang telah digariskan pemerintah yang baru.
"Sudah ada diskusi-diskusi, kita sudah set up, itu harus dilaksanakan atau mengikuti perpres baru, mengikuti yang akan dikeluarkan presiden," kata Naim.
Dalam menghadapi setiap perubahan tersebut, Naim menyebutnya sebagai suatu tantangan baru, khususnya dalam meningkatkan layanan publik dalam bidang pendidikan. Ia pun mengakui, perubahan tersebut tidak akan berjalan baik, tanpa menggunakan sistem manajerial yang baik juga.
Terkait anggaran, Naim mengatakan, kementerian sudah menyiapkan anggaran untuk masa transisi di tahun 2014. Setelah itu, kementerian baru akan menyiapkan kembali anggaran tahun 2015, yang disesuaikan dengan nomenklatur yang baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.