Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Anggapan KPK Berpolitik, Kasus Calon Menteri Bermasalah Diminta Diusut

Kompas.com - 25/10/2014, 14:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisi Pemberantasan Korupsi diminta tak hanya sekedar memberi peringatan berupa tanda merah dan kuning kepada nama-nama calon menteri yang diserahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk ditelusuri rekam jejaknya. KPK juga diminta mengusut kasus dugaan korupsi yang melibatkan nama-nama tersebut.

"Nama calon menteri yang sudah ditandai warna merah dan kuning harus segera dilakukan penyelidikan dan ditetapkan tersangka kalau bukti sudah cukup kuat, sehingga mampu menepis kecurigaan publik," kata Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago kepada Kompas.com, Sabtu (25/10/2014).

Kecurigaan publik yang dimaksud Pangi, yakni KPK hanya menjadi alat politik untuk menjegal atau menghentikan calon yang akan menjadi menteri. Menurut dia, jika penyelidikan lebih lanjut tidak dilakukan, kecurigaan publik itu lambat laun akan muncul.

"Jangan sampai pesan yang sampai ke otak publik, KPK sudah berpolitik dan memiliki wewenang besar untuk memberikan rekomendasi yang boleh menjadi menteri dan yang enggak pantas. Ini sama saja menghukum orang tanpa ada azas praduga tak bersalah," ujar dia.

Menurut dia, setidaknya KPK harus menjelaskan bagaimana penilaian dan penyelidikan yang dilakukan sehingga bisa memberi tanda merah atau kuning kepada calon menteri. Dengan begitu, publik dapat mengerti bahwa KPK objektif dalam melakukan penilaian. (baca: Ketua KPK Ingatkan Jokowi Jangan Angkat Calon Menteri Berlabel Merah)

"Kita sangat percaya, tentu KPK sangat berhati-hati dan tak semberangan dalam memutuskan tanda merah dan kuning untuk calon menteri Jokowi," ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa delapan nama tak boleh dipilih sebagai menteri berdasarkan rekomendasi KPK dan PPATK. Dampaknya, Jokowi kembali melakukan seleksi. (Baca: Jokowi: Ada 8 Orang yang Tidak Layak Jadi Menteri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com